Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merger Operator Seluler Jadi Tren, Kemenkominfo: Langkah Terobosan Positif

Kompas.com - 11/10/2021, 21:55 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Informasi dan Informatika (Kemenkominfo) buka suara perihal tren merger operator seluler yang mulai terjadi di Indonesia.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong melihat upaya provider seperti Indosat dan Hutchison 3 yang melakukan merger untuk memperkuat layanan merupakan hal yang positif.

Usman mengamini pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate yang menyebut merger itu sebagai inovasi dan upaya transformasi digital.

Baca juga: Merger 4 BUMN Pelabuhan, Pelindo Bakal Jadi Operator Peti Kemas Terbesar ke-8 di Dunia

"Merger itu kan akan membuat kuat dari sisi pemodalan, kemudian dari sisi operasional, itu kan makin kuat kalau merger," kata Usman dalam keterangan resmi, Senin (11/10/2021).

Langkah kedua operator tersebut juga akan menciptakan iklim kompetisi yang semakin sehat sehingga fokus korporasi adalah bagaimana memberikan layanan terbaik.

Selain itu, Usman menyebut merger perusahaan menjadi tren saat ini. Dia mencontohkan hal serupa terjadi pada sektor lain seperti merger antara Pelindo I, II, III, dan IV.

"Menjadi semakin kuat dari sisi pemodalan, kedua kompetisi menjadi lebih sehat, ketiga tren, di mana-mana merger, makanya disebut langkah terobosan, apalagi di dalam dunia telekomunikasi begitu yang perlu penguatan-penguatan," kata Usman.

Baca juga: Ini Perbedaan Merger dan Akuisisi yang Perlu Kamu Tahu

Sejalan dengan itu, Usman membeberkan tiga cara pemerintah untuk memperluas akses internet. Ketiga cara itu dilakukan mendukung program Indonesia Merdeka Sinyal pada 2024.

"Pertama kita harus menyiapkan infrastruktur, memperluas, dan untuk memperluas itu perlu anggaran kan, karena itu kita mencoba menggunakan berbagai skema anggaran, pertama lewat APBN," ujar Usman.

Selain APBN, dana membangun infrastruktur juga diperoleh dari penerimaan negara bukan pajak atau PNBP. Pemerintah juga bekerja sama dengan provider dalam skema public service obligation, yang menyerap 1/4 revenue penyelenggaraa jaringan untuk pembangunan infrastruktur.

"Yang lain lagi adalah mekanisme KPBU, kerja sama pemerintah dengan badan usaha. Contoh KPBU itu saat membangun Satelit Satria I kemarin, kerja sama dengan perusahaan swasta," kata Usman.

Baca juga: Apa Itu Merger Perusahaan: Definisi, Manfaat, jenis, dan Contohnya

Selain penganggaran, Kominfo juga menggunakan cara kedua untuk memperluas jaringan internet, yakni dengan teknologi.

Seluruh teknologi dipakai untuk mengatasi tantangan geografis Indonesia yang kerap menghambat sinyal internet dimana perangkat yang dimanfaatkan meliputi fiber optic, satelit, BTS, hingga repeater.

Cara terakhir, yakni dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang telekomunikasi. Menurut Usman, seluruh elemen masyarakat perlu diberi pemahaman tentang digitalisasi sehingga mereka bisa menjadi pelaku digital yang baik.

"Jadi dari hulu hingga hilir kita siapkan. Termasuk literasi digital. Jadi pembiayaan, teknologi, hingga SDM," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate menyatakan merestui merger Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia.

"Kominfo mendukung konsolidasi industri telekomunikasi dengan tujuan supaya lebih efisien dan lebih produktif. Kebetulan merger Indosat dan Tri dalam proses merger, itu salah satu merger yang besar di Indonesia," ujar Johnny di Manokwari Selatan, Papua Barat, Rabu (6/10/2021).

Baca juga: Pasca-Merger, Saham ISAT Terjun 4,56 Persen di Sesi I Perdagangan

Dengan aksi korporasi antara kedua operator seluler Indonesia ini, diharapkan akan memberikan dampak terhadap sektor industri telekomunikasi.

"Kita harapkan nanti efisiensi pemanfaatan spektrum di situ, pemanfaatan infrastruktur, dan sumber daya manusia yang lebih hebat juga kemampuan pemodalan yang lebih hebat," pungkas Johnny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com