Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Negara yang Suka Buang Makanan, Kerugian Ekonomi hingga Rp 551 Triliun

Kompas.com - 12/10/2021, 13:39 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia tercatat menjadi salah satu negara yang suka membuang-buang makanan.

Berdasarkan laporan Food Loss and Waste (FLW) Kementerian PPN/Bappenas, ada sekitar 115 kilogram-184 kilogram per kapita per tahun makanan yang terbuang selama sekitar 20 tahun terakhir, tepatnya dari tahun 2000 hingga 2019.

Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Medrilzam mengatakan, makanan yang terbuang itu berada di rentang 23-48 juta ton per tahun. Kerugian ekonomi selama 20 tahun terakhir akibat buang-buang makanan ini setara dengan 4-5 persen dari PDB, yaitu Rp 213 triliun - Rp 551 triliun per tahun.

Baca juga: Suka Membuang-buang Makanan? Ini Dampaknya ke Perubahan Iklim dan Ekonomi

"Dari 2000-2019 memang trennya naik, dari 115 kilogram per orang per tahun naik jadi 184 kilogram perorang per tahun. Walau enggak sampai 300 kilogram (sesuai kajian Economist Intelligence Unit), ketinggian estimasinya. Tapi ini tetap buang makanan, 184 kg/orang/tahun sekitar setengah kilo (perhari) kita buang," kata Medrilzam, dalam webinar di Jakarta, Selasa (12/10/2021).

Laporan menunjukkan, dari 11 jenis pangan yang ada, sayur-sayuran menjadi pangan yang pengelolaannya paling tidak efisien. Sementara padi-padian adalah pangan yang menimbulkan kerugian ekonomi paling besar.

Baca juga: Dirut Pertamina Duduki Peringkat Ke-17 Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com