Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir: Untung Bersih Freeport Tahun Ini Rp 40 Triliun

Kompas.com - 12/10/2021, 14:35 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir buka suara perihal keuntungan PT Freeport Indonesia (PTFI).

Hal ini disampaikan di sela peletakan batu pertama pembangunan smelter Freeport Gresik, tepatnya di Kawasan Ekonomi Khusus Gresik, Jawa Timur.

Mula-mula, Erick Thohir mengulas kembali mengenai proses akuisisi saham PT Freeport Indonesia yang dilakukan pemerintah.

Baca juga: Resmikan Pembangunan Smelter Freeport, Jokowi: Bisa Serap 40.000 Tenaga Kerja

“Setelah Republik Indonesia sesuai arahan Presiden mengambil 51 persen saham Freeport, sekarang kita bisa pastikan kinerja dan inovasi dan transformasi di Freeport terus berlangsung,” ujarnya, Selasa (12/10/2021).

Inovasi Freeport tersebut berdampak positif pada pertumbuhan pendapatan perusahaan. Tak tanggung-tanggung, Erick menyebut adanya kenaikan pendapatan Freeport yang begitu drastis.

“Seperti yang kita saksikan bahwa saat ini pertumbuhan pendapatan Freeport meningkat 100 persen. Tahun lalu Rp 50 triliun, sekarang sampai Desember nanti Rp 105 triliun,” jelasnya.

Pendapatan PT Freeport Indonesia yang naik signifikan tersebut pada akhirnya membuat keuntungan Freeport juga meningkat.

“Lalu juga keuntungan bersih tahun lalu Rp 10 triliun, rencananya tahun ini sampai Desember Rp 40 triliun,” sambung Erick Thohir.

Baca juga: Luhut Bertemu Bos Freeport untuk Minta Sponsor Pusat Pelatihan Atletik

Menurutnya, naiknya pendapatan dan keuntungan PT Freeport Indonesia ini terjadi karena ada peningkatan kapasitas produksi Freeport dan peningatan harga tembaga.

Kini, Freeport kembali menambah investasi dengan membangun smelter di Kawasan Ekonomi Khusus Gresik. Erick Thohir menjelaskan bahwa investasi smelter Freeport Gresik menelan biaya investasi sebesar Rp 42 triliun.

“Yang fungsinya sebagai pemurnian tembaga yang menghasilkan katoda tembaga. Juga fasilitas pemurnian logam berharga yang menghasilkan emas, perak dan logam berharga lainnya,” tandasnya.

Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking sebagai tanda dimulainya pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di kawasan ekonomi khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Selasa (12/10/2021).

Baca juga: Bukan 42.000 Hektar, Prospek Tambang Emas Sangihe Ternyata 4.500 Hektar

Menurut Jokowi, smelter yang akan dibangun ini merupakan yang terbesar di dunia.

"Tadi kita mendapatkan laporan bahwa smelter yang akan dibangun ini dengan desain single line, terbesar di dunia karena mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun," kata Jokowi.

"Bayangkan, 1,7 juta ton itu kalau dinaikkan truk yang kecil itu yang biasanya bisa mengangkut 3-4 ton, berarti berapa truk yang akan berjejer di sini. Kalau isinya 3 ton saja, 1 truk kecil itu berarti ada 600.000 truk berjejer di sini bayangkan, ini gede sekali," tuturnya.

Jokowi mengatakan, pembangunan smelter di dalam negeri bertujuan untuk memperkuat hilirisasi industri, khususnya sektor tembaga.

Ia menuturkan, cadangan tembaga yang dimiliki Indonesia sangat besar. Bahkan, Indonesia masuk sebagai 7 negara dengan cadangan tembaga terbesar.

Potensi yang sangat besar itu, kata Jokowi, seharusnya bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dengan menciptakan nilai tambah yang setinggi-tingginya bagi ekonomi negeri.

Baca juga: Intip Sederet Harta Karun di Tambang Emas Sangihe

"Jangan sampai kita memiliki tambang, kita memiliki konsentrat, (tetapi) semelternya, hilirisasinya, ada di negara lain seperti tadi disampaikan Pak Menteri ada di Spanyol, ada di Jepang. Nilai tambahnya berarti yang menikmati mereka," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com