Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kembangkan Produktivitas Petani Sukoharjo, Mentan SYL Hibahkan KUR Pertanian

Kompas.com - 12/10/2021, 20:24 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) berupaya mengembangkan produktivitas budi daya pertanian di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng).

Salah satu upaya tersebut dilakukan dengan menghibahkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian kepada sejumlah petani di Desa Tegalsari, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (12/10/2021).

“Di tengah situasi pandemi Covid-19, KUR tampil sebagai penyelamat sektor pertanian di negeri ini,” imbuh SYL seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa.

Menurutnya, KUR Pertanian dapat mendorong pergerakan roda perekonomian dasar masyarakat di tingkat akar rumput.

Baca juga: Cara Mengajukan KUR BRI, BNI, dan Mandiri Terbaru

Untuk itu, SYL berharap, seluruh stakeholder bekerja keras agar KUR Pertanian bisa terus diserap oleh petani.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, KUR Pertanian tidak hanya mampu membuka lapangan pekerjaan, tetapi juga sebagai penyangga ekonomi keluarga dan ekonomi dasar di semua daerah.

Dengan sokongan dari KUR, sebut SYL, pertanian pada akhirnya menjelma menjadi kekuatan pemerintah untuk keluar dari krisis yang dihadapi saat ini akibat pandemi Covid-19.

Pasalnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tak akan cukup mendanai kemajuan di sektor pertanian. Oleh karenanya, diperlukan pendanaan lain di luar APBN agar sektor pertanian semakin bergairah.

Baca juga: Mentan: Informasi Publik adalah Senjata Utama pada Sektor Pertanian

"Kami harus bisa membantu petani melalui upaya selain APBN. Dan program yang sudah kami rintis, bahkan selama satu tahun ini menjadi penyelamat negeri adalah KUR," ucap SYL.

Pertanian menjelma jadi kekuatan

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil mengatakan, dukungan dari KUR akan membuat pertanian menjadi kekuatan untuk keluar dari krisis akibat pandemi Covid-19.

Menurutnya, selain dapat membuka lapangan kerja, KUR juga menjadi penyangga ekonomi keluarga dan ekonomi dasar di semua daerah. Utamanya penyangga ekonomi petani yang merupakan sektor produksi.

Baca juga: Mentan: KUR Pertanian Berhasil Menjadi Penyangga Ekonomi Petani di Kabupaten Malang

"Ini proses pembelajaran baru di negeri ini, bagaimana menggunakan KUR menjadi energi baru bagi petani untuk berproduksi lebih baik. KUR bisa digunakan dari hulu hingga hilir," ujar Ali.

Oleh karenanya, ia berharap, seluruh pihak terkait turut membantu dalam mendorong pemanfaatan KUR Pertanian agar bisa maksimal.

Terlebih, kata dia, untuk menggerakan sektor pertanian diperlukan pendanaan lain berupa KUR.

"KUR adalah kebijakan pemerintah. KUR Pertanian itu dana bank dengan bunga yang disubsidi pemerintah. Jadi, gunakan KUR karena fungsinya sebagai fasilitas negara," kata Ali.

Baca juga: RI Keluar dari Resesi, OJK Bakal Dorong Pemda Salurkan KUR Pertanian

Ia mengaku, KUR Pertanian terbukti membantu petani dari hulu sampai hilir. Oleh karena itu, perguliran KUR Pertanian di seluruh daerah harus terus didorong.

"KUR Pertanian merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas, produktivitas, kesejahteraan, dan perekonomian masyarakat, khususnya di masa pandemi Covid-19," katanya.

KUR Pertanian mengedepankan pola klaster

Sementara itu, Direktur Pembiayaan Pertanian Kementan Indah Megahwati mengatakan, implementasi KUR Pertanian di lapangan berubah pola dibanding tahun 2020.

“Saat ini kami mengedepankan pola klaster. Tahun 2020 itu dari plafon Rp 50 triliun sedangkan realisasinya melebihi target Rp 55 triliun. Tahun 2021, kami rasa juga demikian,” ujarnya.

Baca juga: Salurkan KUR Pertanian Rp 1 Miliar ke Petani Serang, Mentan: Mari Kita Dorong Kebijakan Ini

Sistem klaster tersebut, lanjut Indah, dimaksudkan untuk mendukung ketahanan pangan dan swasembada pangan yang tengah menjadi program nasional.

Ia mencontohkan, misalnya ada klaster padi sebagai program swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional. Kemudian, ada juga ada klaster jagung agar bisa menjadi produksi unggulan.

“Mengapa jagung, karena ini murah dan hasilnya besar. Lalu ada klaster sawit, klaster kopi, klaster jeruk, klaster hortikultura, klaster tebu dan yang tengah menjadi unggulan adalah klaster porang dan klaster sarang burung walet,” imbuh Indah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com