Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India hingga Eropa, Ini Daftar Negara yang Dilanda Krisis Energi

Kompas.com - 13/10/2021, 17:09 WIB
Mutia Fauzia

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Krisis energi sedang melanda berbagai negara di dunia. Salah satu faktornya yakni pemulihan ekonomi yang terjadi namun tak dibarengi dengan ketersediaan pasokan yang memadai.

Krisis energi yang di alami oleh negara-negara di dunia pun menyebabkan krisis listrik akibat permasalahan sistem rantai pasok global.

Kompas.com sebelumnya sempat memberitakan, akibat krisis energi ini, harga minyak mentah dunia pun terus melonjak.

Harga minyak mentah global acuan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI), bahkan telah menembus level 80 dollar AS per barrel. Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, harga minyak mentah WTI telah menguat hampir 100 persen.

Dilansir dari CNN, pada penutupan sesi perdagangan Senin (11/10/2021), harga minyak mentah acuan WTI menguat 1,5 persen, ke level 80,52 dollar AS per barrel. Ini menjadi kali pertama harga minyak mentah WTI berada di atas 80 dollar AS per barrel sejak 31 Oktober 2014.

Penguatan tersebut membuat warga AS memborong bensin untuk stok bahan bakar kendaraannya. Akibatnya, harga bensi pun turut menguat.

Baca juga: Krisis Energi Kian Buruk, Harga Minyak Dunia Terus Melonjak

 

Berdasarkan data American Automobile Association (AAA), rata-rata harga bensin di AS naik 7 sen pada Senin kemarin, menjadi 3,27 dollar AS per galon. Harga tersebut masih berpotensi mengalami kenaikan. Sebab, krisis energi yang terjadi di berbagai negara masih akan berlanjut.

Berikut adalah daftar negara yang dilanda krisis energi seperti dirangkum Kompas.com dari beberapa sumber:

Inggris

Diberitakan CNN, krisis energi yang melanda Inggris sampai pada titik di mana banyak pabrik harus menutup operasionalnya.

Perusahaan Inggris yang memproduksi baja, kertas, kaca, semen, keramik, hingga produk kimia mengatakan, mereka terpaksa harus menutup pabrik atau menaikkan harga pasaran produk mereka bila pemerintah tak memberikan keringanan seiring dengan kenaikan harga energi.

Sebagian besar industri di Inggris mengandalkan gas alam dan listrik dalam produksi mereka.

Harga gas alam yang melejit pun terpaksa membuat banyak perusahaan di industri pangan Inggris telah terlebih dahulu menutup banyak pabrik mereka.

"Diperkirakan Inggris bakal terus mengalami harga listrik yang tinggi yang bakal berpengaruh pada berhentinya produksi, sehingga bakal merusak sektor baja Inggris secara menyeluruh," ujar asosiasi industri baja Inggris.

Sebelumnya, Inggris juga sempat mengalami krisis BBM yang menyebabkan antrean mengular di SPBU setempat.

Hal ini terjadi lantaran sejak Brexit, Inggris mengalami kekurangan sopir kendaraan berat, salah satunya truk pengangkut BBM.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com