Sementara secara keseluruhan, dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan, total ekspor perikanan RI mencapai 5,2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 72,8 triliun sepanjang 2020.
Dari nilai ekspor tersebut, 4,84 miliar dolar AS merupakan ekspor ikan konsumsi. Secara volume ekspor mencapai 1,26 juta ton.
Salah satu korporasi yang sukses dalam usaha budidaya beserta indusri olahan ikan nila untuk pasar ekspor adalah Aqua Farm Nusantara (Regal Spring Group).
Pada 2019, Aqua Farm tercatat telah mengekspor 1.600 ton Naturally Better Tilapia ke Amerika Serikat, Eropa, Australia dan Kanada, dan juga melakukan penjualan di dalam negeri sebanyak 3.381 ton.
Pada 2020, meski pandemik, Aqua Farm masih berhasil mencatatkan ekspor 12,479 ton dengan nominal 78.500.000 dolar AS.
Sementara itu, dari Januari sampai Juni 2021 ini, sudah tercatat 5.170 ton dengan nominal 29.923.000 dolar AS.
Dari sisi tenaga kerja, Aquafarm mempekerjakan lebih dari 600 karyawan di Jawa dan sekitar 3,000 karyawan di Sumatera Utara, yang mayoritas adalah masyarakat di sekitar lokasi perusahaan.
Bahkan, ekspor ikan nila dari Aqua Farm (Regal Springs) mendominasi segmen premium frozen nila di Amerika dengan pangsa pasar 89 persen.
Amerika menyukai dan sangat menghargai ikan nila dari Danau Toba karena rasa, tekstur, kualitas dan cara pemeliharaannya yang sangat baik tanpa sentuhan bahan antibiotik.
Menariknya, ekspor ini bertumpu kepada hasil olahan ikan nila, terutama dalam bentuk frozen fillet.
Sebagaimana diketahui, salah satu usaha untuk mengoptimalkan komoditas ikan adalah dengan mengembangkan fillet dan produk lanjutannya (produk olahan ikan berbasis pasta) yang akan memberikan nilai tambah kepada ikan.
Fillet ikan merupakan irisan daging ikan tanpa tulang, yang memerlukan proses olahan lanjutan.
Fillet ikan juga bisa disebut bagian ikan yang diperoleh dengan penyayatan ikan utuh, sepanjang tulang belakang dimulai dari kepala hingga mendekati ekor.
Sementara tulang belakang dari tulang rusuk yang membatasi badan dengan rongga perut tidak terpotong pada waktu penyayatan.
Proses ini membutuhkan keahlian dan kehati-hatian di lokasi pengolahan yang telah disesuaikan.
Proses pengolahan inilah yang membawa ikan nila bergeser ke sektor industri pengolahan dan memberikan nilai tambah sebagai komoditas ekspor.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.