Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lewat Program Pendampingan, Kemendag Perluas Ekspor Furnitur Jateng sampai ke UEA

Kompas.com - 14/10/2021, 20:46 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Sementara itu, untuk tujuan ekspor peserta ECP asal Jateng, yaitu UEA, Rusia, Jerman, Brasil, Singapura, dan India.

UEA sendiri merupakan pasar nontradisional yang menjadi negara potensial bagi Indonesia untuk mengembangkan ekspor. Pasalnya, negara ini dapat menjadi hub untuk memasuki kawasan Timur Tengah lainnya.

Tak hanya itu, UEA juga menjadi tuan rumah Expo 2020 Dubai, pameran berskala internasional yang diikuti seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pameran ini berlangsung pada Jumat (1/10/2021) hingga Kamis (31/3/2022).

Pada kesempatan yang sama owner sekaligus Komisaris CV Mebel Internasional Christianto Prabawa mengaku, pihaknya sangat terbantu dengan program ECP, khususnya dalam mencari pembeli.

Baca juga: Temuan Kemendag: Mayoritas Depot Air Minum Tidak Higienis

“Kami ucapkan terima kasih kepada Kemendag atas bimbingan dalam mengolah data, mencari kekuatan, mencari data calon pembeli, dan menawarkan produk sehingga membuahkan pembeli baru,” ujarnya.

Sebelum mengikuti pelatihan ECP, Christianto selama ini merasa kesulitan dalam memasarkan produknya.

Terlebih, kenaikan biaya kontainer dan mahalnya logistik cukup memberi dampak pada daya saing produk ekspornya.

Christianto mengaku, pengiriman produknya harus menunggu empat hingga enam minggu. Ini karena kenaikan biaya logistik juga memberikan importir kecenderungan untuk mendatangkan barang dari negara-negara yang dekat.

Baca juga: Arti Impor dan Importir dalam Perdagangan Luar Negeri

Ia mencontohkan, misalnya pembeli Eropa cenderung mendatangkan barang dari Eropa Timur dan pembeli Amerika Serikat (AS) mendatangkan barang dari Meksiko yang lebih murah.

“Belum lagi lonjakan harga barang-barang pendukung yang harus diimpor semakin memberatkan kami,” ucap Christianto.

Seluk beluk program ECP

Sebagai informasi, ECP merupakan kegiatan pembinaan UMKM berorientasi ekspor dengan rentang pelatihan selama satu tahun penuh. Program ini telah dilaksanakan sejak 2010 oleh Balai Besar PPEI.

Adapun lingkup ECP mencakup beberapa hal, yakni peningkatan kualitas produk, kesiapan proses ekspor, pemasaran dan pencarian calon pembeli potensial, perbaikan manajemen produksi, daya saing produk, desain dan kemasan produk untuk tujuan ekspor, serta pengembangan tim ekspor.

Baca juga: Presiden Jokowi Inginkan Indonesia Setop Ekspor CPO

Pada 2021, ECP dilaksanakan di sepuluh kota yang tersebar di Indonesia, yaitu Semarang, Surabaya, Bandung, Bandar Lampung, Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Banda Aceh, Serang, Samarinda, dan Makassar.

Dari kesepuluh kota tersebut, diambil 30 pelaku UMKM di setiap wilayah dan akan didampingi selama program ECP berjalan.

Pada masa pembatasan kegiatan masyarakat akibat pandemi Covid-19, peserta ECP tetap mendapatkan pendampingan secara daring melalui web seminar (webinar) dan penjajakan kesepakatan bisnis atau business matching dari perwakilan perdagangan di berbagai negara.

Tak hanya itu, peserta pendampingan juga berkesempatan mengikuti kurasi pameran internasional.

Baca juga: Produk Indonesia Tampil pada Pameran Internasional di Arab Saudi

Untuk wilayah Jateng, ECP 2021 telah memasuki tahap keempat. Pada Tahap ini dilakukan kunjungan ke lokasi produksi peserta di seluruh wilayah Jateng.

Adapun pelaksanaan kunjungan dilakukan pada Selasa (28/9/2021) hingga Kamis (30/9/2021) lalu. Pelaksanaan ECP Jateng bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jateng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com