Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Daniel Kwan

IT Practitioner, BI & Analyctic Practitioner, Cryptocurrency-believer, and Blockchain-Enthusiast

Mencermati Era Rintisan Robot Trading di Indonesia

Kompas.com - 18/10/2021, 08:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Beberapa sumber menyebutkan, sedikitnya tujuh puluh lima persen transaksi saham di bursa Amerika dan Eropa dilakukan oleh sistem-sistem semacam robot trading. Hal ini, tentu jauh berbeda dengan kondisi transaksi saham pada 1980-an, yang masih didominasi transaksi yang dilakukan secara manual dan melalui broker.

Baca juga: Soal Robot Trading, Satgas Waspada Investasi: Tidak Ada Keuntungan Fix dalam Trading

Indonesia sambut robot trading

Pada masa-masa sebelum pandemi, penggunaan robot trading di Indonesia sepertinya masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar saja, utamanya para broker. Namun, masa-masa indah perusahaan-perusahan besar tadi tidak akan bertahan lama lagi.

Para investor seyogianya lebih bijak dan hati-hati dalam membaca tawaran peluang investasi yang ditawarkan oleh broker atau perusahaan investasi. Kasus semacam investasi bodong ala Sunton, MarkAI dan Forte1, meski ini bukan yang pertama kali, harusnya dapat menjadi catatan pengingat kita.

Berikut beberapa kiat yang dapat kita petik ketika akan berinvestasi pada perusahaan investasi berbasis robot trading.

Pertama, cek identitas, akuntabilitas, dan kredibilitas dari perusahaan dan manajemen pengelolanya. Jangan sampai investor menyerahkan pundi mereka kepada para pelaku scam.

Kedua, investasi yang ditawarkan memberikan imbal hasil yang realistis. Kalau sudah tidak wajar, sudah hampir pasti, investasi tersebut adalah bodong, atau setidaknya adalah money game.

Ketiga, pastikan perusahaan investasi berbasis trading bot tersebut memiliki proven portfolio management dan trading strategy yang solid dan agile, dan terbukti track record-nya.

Perusahaan investasi ini harus dapat menjelaskan dan menyampaikannya secara transparan dan masuk akal kepada calon investornya.

Di era pasca-pandemi ini, inovasi anak-anak muda Indonesia untuk melahirkan perusahaan-perusahaan trading bot sudah mulai menggeliat. Hal ini terasa wajar, terlebih selama pandemi ini, dunia investasi, baik itu saham, forex, atau pun cryptocurrency mengalami pertumbuhan jumlah investor retail yang luar biasa. Ini menjadi daya tarik yang luar biasa bagi perusahaan rintisan tersebut.

Lahirnya perusahaan-perusahaan rintisan yang berfokus pada investasi berbasis trading bot yang sehat, kredible dan profesional,tentunya dapat menjadi angin segar bagi dunia investasi Indonesia, utamanya dalam menjawab kegelisahan yang diakibatkan oleh platform investasi bodong mengaku berbasis robot trading seperti Sunton, MarkAI, dan Forte1.

Kehadiran industri investasi rintisan berbasis robot trading yang sehat tersebut, diyakini akan mampu mendorong gairah masyarakat untuk berinvestasi, sekaligus menumbuhkembangkan potensi industri investasi di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com