Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbang ke AS, Luhut dan Menkes Rayu Merck Bikin Obat Covid-19 di Indonesia

Kompas.com - 19/10/2021, 11:38 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS).

Mereka akan melakukan pertemuan dengan produsen farmasi Merck yang dijadwalkan pada Rabu (20/10/2021).

Pertemuan tersebut akan membahas mengenai obat-obatan yang dinilai ampuh bisa mengobati penyakit dari penularan wabah virus corona (Covid-19). Salah satu obatnya adalah Molnupiravir.

Baca juga: Luhut: Penanganan Covid-19 di RI Dipuji Dunia, Awalnya Dilecehkan Bangsa Sendiri

Selain membahas mengenai obat Covid-19, Menkes mengatakan, akan mencoba merayu perusahaan tersebut untuk berinvestasi di Indonesia.

"Kita sudah ketemu dengan pihak-pihak yang ada di sini dan kita minta mereka untuk coba melakukan kerja sama dan mau untuk investasi dan produksi obat mereka di Indonesia," kata Budi Gunadi dalam konfrensi pers evaluasi PPKM secara virtual, dikutip Selasa (19/10/2021).

Lebih lanjut Budi Gunadi bilang, pemerintah juga sedang mempertimbangkan penggunaan obat Proxalutamide dari Suzhou Kintor Pharmaceutical dan AT-527 yang kini sedang dikembangkan oleh Roche & Athea. Ketiga obat ini bisa jadi potensi pengobatan Covid-19.

Perlunya obat-obatan tersebut menurut dia, mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 bagi pasien wisatawan mancanegara maupun domestik karena perjalanan internasional ke Bali telah dibuka sejak 14 Oktober 2021.

Terdapat 19 negara yang ditetapkan pemerintah untuk bisa masuk ke RI. Hal ini karena ke 19 negara itu berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memiliki jumlah kasus dan tingkat positivitas yang rendah.

"Terkait hal ini, Presiden Joko Widodo telah mengingatkan agar terus melakukan evaluasi mingguan untuk memitigasi dampak buruk yang mungkin ada," ucapnya.

Untuk itu, kesiapan alat kesehatan menjadi penting. Di satu sisi, pemerintah juga mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19 yang diprediksikan bakal terjadi pada saat Natal dan Tahun Baru.

"Kita harus bersiap dengan adanya Libur Nataru ini, kita harus jaga angka yang mulai membaik ini. Protokol kesehatan akan tetap diketatkan serta nantinya menyiapkan infrastruktur kesehatan," kata Menko Luhut dalam kesempatan itu.

Luhut bilang, Indonesia memang telah mengalami perkembangan signifikan terkait kasus Covid-19, khususnya varian Delta. Berbagai perbaikan sistem tracing, testing, penurunan angka konfirmasi positif, kasus aktif, dan kematian jadi indikator positif penanganan Covid-19.

Hanya saja, Luhut mengingatkan bahwa situasi pandemi belum berakhir. Luhut meminta semua elemen bangsa untuk selalu siap dengan berbagai potensi penularan varian baru yang mungkin terjadi.

"Saya mengajak kita semua untuk bersama-sama, bahu membahu terus menjaga agar Covid-19 tidak kembali melonjak. Tetap gunakan masker, ajak keluarga, saudara, dan teman-teman yang belum divaksin untuk segera divaksin, dan jangan lupa untuk terus secara disiplin menggunakan Peduli Lindungi," katanya.

Baca juga: Luhut: Kita Tidak Dapat Melarikan Diri dari Tantangan Global...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com