Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Energi, Satu Lagi Perusahaan Pengecer Listrik Singapura Tumbang

Kompas.com - 20/10/2021, 13:19 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Krisis energi di Singapura kembali meminta korban. Salah satu perusahaan listrik negara tersebut, Best Electricity pada Selasa (19/10/2021) mengumumkan mundur dari bisnis listrik.

Hal ini sekaligus menjadikan Best Electricity menjadi pengecer listrik ketiga yang tumbang dalam seminggu belakangan ini.

“Kondisi volatilitas yang tidak terduga di pasar energi telah membuat kami sangat sulit untuk melanjutkan operasi," kata Best Electricity di situsnya, seperti dikutip Channel News Asia via Kontan.co.id, Rabu (20/10/2021).

Baca juga: Krisis Listrik, Indonesia Butuh Nuklir?

Best Electricity berencana untuk keluar dari pasar listrik Singapura efektif per Kamis (21/10). Akun pelanggan akan mereka transfer ke SP Group.

“Pelanggan akan menerima pemberitahuan resmi dari kami dalam beberapa hari ke depan,” sebut Best Electricity. “Kami menjamin pelanggan kami tidak akan ada gangguan pada pasokan listrik mereka”.

Pekan lalu, iSwitch dan Ohm Energy mengumumkan, mereka akan menghentikan operasi menyusul lonjakan tarif listrik akibat harga gas yang meroket.

Kedua perusahaan tersebut termasuk di antara 12 pengecer Singapura di bawah Pasar Energi Terbuka, di mana konsumen memiliki pilihan untuk membeli listrik dari Grup SP dengan tarif yang diatur atau dari pengecer listrik dengan harga yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Pengecer lain Union Power mengatakan pada Senin (18/10), mereka mengurangi 850 akun pelanggan terutama komersial di tengah tarif listrik yang tinggi.

Di tengah krisis energi global, Otoritas Pasar Energi Singapura (EMA) mengambil langkah-langkah antisipasi untuk menjaga pasokan energi di negara kota itu.

Baca juga: Krisis Energi Jadi Pengingat Pentingnya Energi Ramah Lingkungan

Langkah tersebut termasuk menyiapkan fasilitas bahan bakar siaga untuk digunakan oleh perusahaan pembangkit guna menghasilkan listrik jika diperlukan.

Menyebut langkah-langkah itu “luar biasa tetapi perlu”, EMA menyatakan, akan terus memantau perkembangan dan melakukan langkah-langkah lebih lanjut jika diperlukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com