Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Squid Game dan Subway, Marketing Popular Culture

Kompas.com - 21/10/2021, 13:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bisa juga orang yang penasaran dengan aneka menu Subway.

Namun, ternyata banyak juga orang yang mengantre dan mengenal Subway karena gerai tersebut sering muncul di serial drama Korea. Nah, Subway ternyata ditampilkan dalam sejumlah drama Korea.

Pemain utamanya dikisahkan berkencan di Subway atau bekerja paruh waktu di sana. Dari Song Joong Ki, Ji Chang Wook, hingga Kim Soo Hyun telah menjadi "model" Subway dalam drama Korea yang dibintanginya.

Teknik pemasaran yang dilalukan Subway dengan menampilkan gerainya dalam drama Korea dikenal dengan istilah product placement.

Baca juga: Daftar Harga Sembako Hari Ini di Jakarta

Product placement adalah salah satu teknik pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mempromosikan produk secara tidak langsung melalui teknik non tradisional, biasanya melalui kemunculan di film, televisi atau media lain.

Product placement Subway ditempatkan dengan rapi dalam berbagai drama Korea. Beberapa media merinci 10 drama Korea yang menempatkan Subway dalam bagian ceritanya.

Jadi tidak heran kalau para penggemar drama dan film Korea banyak yang hadir di pembukaan gerai Subway di Jakarta.

Dari BTS Meals, Squid Game dan Subway tampak bahwa popular culture berdampak besar dalam pemasaran suatu produk. Popular culture dan marketing adalah hal yang saling memengaruhi.

Bagi marketing, produk ataupun inspirasi hasil dari popular culture adalah bahan jualan.

Baca juga: Tolak Kenaikan Cukai Rokok, Serikat Pekerja Bikin Petisi Online

Sebaliknya culture tanpa marketing tentu tidak akan menjadi populer karena perlu usaha promosi, dan lainnya untuk membuatnya menjadi popular culture.

Jadi tepatlah istilah: "popular culture adalah marketing adalah popular culture"

Meike Kurniawati
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com