Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lewat Irigasi, Kementan Bantu Petani Tasikmalaya Wujudkan Ketahanan Pangan

Kompas.com - 21/10/2021, 19:35 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menekankan pentingnya penggunaan saluran irigasi untuk mewujudkan program ketahanan pangan.

Oleh karenanya, Kementerian Pertanian (Kementan) memiliki banyak jenis program irigasi, seperti irigasi perpipaan, perpompaan, embung, dan lainnya.

Irigasi bertujuan menjaga tingkat produktivitas petani dalam mengembangkan budidaya pertanian mereka,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (21/10/2021).

Syahrul menjelaskan, program tersebut bertujuan untuk memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplesi air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, serta budidaya ternak.

"Kemudian, meningkatkan intensitas pertanaman dan atau luas areal tanam, meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani, memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai air irigasi, baik di daerah irigasi maupun nondaerah irigasi," imbuhnya.

Baca juga: Mentan: Teknologi Terbukti Memberikan Efektivitas Pertanian

Kali ini, program ketahanan pangan Kementan mulai diwujudkan di Kabupaten Tasikmalaya. Sebagai salah satu wilayah pertanian yang cukup besar, kabupaten ini didukung sistem irigasi pertanian yang cukup baik.

Petani pun optimistis dapat mewujudkan program ketahanan pangan Kementan.

Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP Kementan menuturkan, irigasi merupakan faktor penting bagi petani untuk dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) mereka.

Menurutnya, air yang mengalir dengan baik mampu meningkatkan IP pertanian.

"Kementan memastikan air selalu tersedia untuk mendukung produksi pertanian, salah satunya melalui irigasi perpipaan,” tutur Rahmanto.

Baca juga: Mentan: Kabupaten dan Kota di Indonesia Harus Bisa Ekspor, Itu Perintah Presiden

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil menambahkan, pengelolaan air irigasi harus dilakukan dari hulu sampai ke hilir.

Sebab, tidak berfungsi atau rusaknya salah satu bangunan infrastruktur irigasi akan memengaruhi kinerja sistem irigasi. Akibatnya, efisiensi dan efektivitas irigasi akan berkurang.

"Irigasi merupakan solusi saat kemarau, sehingga produksi pertanian benar-benar tidak terganggu. Sebagai bagian dari water management, irigasi ini memastikan air bisa selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian dalam kondisi dan situasi apapun," ujarnya.

Ali berharap masyarakat sekitar bisa menjaga dan memaksimalkan fungsi irigasi perpipaan ini.

“Dengan begitu, bukan hanya produktivitas yang meningkat, tetapi juga pendapatan para petani,” katanya.

Baca juga: Mentan: Badan Karantina Pertanian Harus Kawal Ekspor dan Lebih Kreatif

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com