Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset LD FEB UI: Gojek Sumbang Rp 249 Triliun untuk Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 22/10/2021, 06:49 WIB
Elsa Catriana,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) melalui risetnya memotret bagaimana dampak ekosistem Gojek terhadap perekonomian Indonesia 2021.

Wakil Kepala LD FEB UI, Paksi C.K Walandouw memaparkan, berdasarkan hasil riset tersebut tercatat Gojek telah memberikan kontribusi sebesar Rp 249 triliun dalam rangka membantu perekonomian Indonesia pada tahun 2020.

Jumlah tersebut setara dengan 1,6 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2020.

Baca juga: Mau Dapatkan Pinjaman hingga Rp 150 Juta dari Gojek? Ini Cara dan Syaratnya

Perlu diketahui, mengutip situs Badan Pusat Statistik, PDB Indonesia pada 2020 adalah Rp 15.434 triliun.

Angka Rp 249 triliun yang disumbangkan oleh Gojek pada 2020 itu sendiri, mengalami peningkatan 60 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Paksi menjelaskan bahwa dampak ekonomi dari keseluruhan Gojek menyumbang angka Rp 96 triliun, sementara GoTo financial sebesar Rp 23 triliun.

"Ini dasarnya adalah dampak dari keseluruhan ekosistem Gojek sendiri, yaitu Rp 96 triliun, lalu Go To Financial juga diambil (ditambahkan). Jadi kontribusi keseluruhan mencapai Rp 119 triliun," ungkap Paksi pada saat pemaparan hasil riset secara virtual, Kamis (21/10/2021).

Dijelaskan Paksi, angka tersebut dihitung dengan multiplier atau angka pengganda yang diambil dari faktor eksternal, seperti produsen usaha yang menjual bahan baku ke mitra terkait serta jasa angkutan darat.

Baca juga: Usai Gojek-Tokopedia Merger, Transaksi GoFood Naik

Masing-masing multiplier memiliki angka asumsi sebesar 1,77 untuk jasa angkutan darat, sementara multiplier makanan dan minuman adalah sebesar 2,44.

Dari total perhitungan antara kontribusi Gojek dan GoTo Financial, yakni sebesar Rp 119 triliun dan multipler yang dimaksud, maka didapatlah angka kontribusi Gojek untuk perekonomian nasional yang sebesar Rp 249 triliun.

"Angka pengganda artinya ketika suatu usaha restoran maju, maka Ia akan membeli banyak sumber daya seperti sayur, gula, dan lain-lain, sehingga tidak hanya usahanya bergerak tapi juga menggerakkan usaha-usaha lain," lanjut Paksi.

Sementara itu, Kepala Lembaga Demografi FEB UI, Turro S Wongkaren mengatakan, kontribusi dana yang dilakukan Gojek hampir setara dengan sepertiga alokasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dikucurkan Pemerintah di angka Rp 744,77 triliun.

"Hanya satu ekosistem perusahan mampu memberikan sepertiga dari keseluruhan APBN yang dikucurkan untuk itu. Ini semua kalau kita adding up bisa sangat membantu pemulihan perekonomian Indonesia," kata Turro.

Baca juga: Beli Pulsa di DANA, Tokopedia, Gojek, hingga BRI Mobile, Mana yang Lebih Murah?

Perlu diketahui, riset ini dilakukan di beberapa kota dengan responden riset adalah konsumen, UMKM, mitra driver dan mitra kurir yang sudah menggunakan layanan Gojek sebelum pandemi.

Total responden yang mengisi kuesioner secara lengkap dan dapat dilakukan analisis adalah 42.471 orang, terdiri dari 10.837 mitra driver GoRide, 9.756 mitra driver GoCar, 7.228 mitra driver GoSend dan GoKilat, 4.363 mitra UMKM GoFood, 1.728 mitra social seller, dan 8.559 konsumen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com