Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intip Kinerja 7 Tahun Tol Laut Jokowi, Apa Hasilnya?

Kompas.com - 22/10/2021, 10:45 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Tol Laut menjadi salah satu program andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diselenggarakan melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sejak 7 tahun lalu.

Sejak diluncurkan pada 20 Oktober 2014, salah satu Program Strategis Nasional (PSN) tersebut terus mengalami peningkatan dan perkembangan, baik dari segi trayek, jumlah pelabuhan yang disinggahi, kapasitas daya angkut kapal, serta volume muatan.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Arif Toha menyebutkan, memasuki 7 tahun berjalan program Tol Laut kini telah melayani 32 trayek.

Baca juga: Naik Pesawat Wajib Tes PCR, Kemenhub: Tak Berlaku bagi Penerbangan ke Daerah Terpencil

Tol Laut Jokowi kini dioperasikan menggunakan 32 kapal yang menyinggahi 114 pelabuhan, termasuk trayek Provinsi Papua dan Papua Barat.

“Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah bahu-membahu menyinergikan setiap tahapan pada Sistem Transportasi Nasional dan Sistem Logistik Nasional,” ujar Arif Toha dalam keterangannya yang dikutip pada Jumat (22/10/2021).

Arif memaparkan, berdasarkan hasil evaluasi semester I 2021 Program Tol Laut telah mengangkut muatan berangkat sebanyak 6.617 Teus dengan komoditas muatan terbanyak berupa semen, beras, dan air mineral.

Adapun muatan balik sebanyak 2.542 Teus dengan komoditas muatan terbanyak berupa kayu, kopra, dan rumput laut dengan capaian voyage (perjalanan bolak-balik) 54 persen dibandingkan 2020.

Baca juga: Kemenhub Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 Saat Libur Natal dan Tahun Baru

Kinerja Tol Laut tahun ini lebih efektif dibandingkan tahun lalu. Ini semua dapat terwujud berkat upaya seluruh Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Unit Penyelenggara Teknis, dan Operator dalam melakukan sosialisasi serta memberi pendampingan kepada pelaku usaha yang terlibat,” ungkapnya.

Hasil Tol Laut Jokowi

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, masyarakat di daerah yang dilewati trayek Tol Laut saat ini sudah menikmati penurunan harga barang antara 20– 50 persen.

Data tersebut menunjukkan Program Tol Laut berhasil mengurangi disparitas harga yang selama ini menjerat masyarakat, terutama di wilayah Indonesia Timur serta Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar, dan Perbatasan.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Mugen Sartoto menyampaikan, pihaknya telah melakukan inovasi dan terobosan dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional.

Salah satunya dengan membuat pola perdagangan baru dari wilayah pusat pangan baru (food estate), seperti Merauke, ke wilayah lain di Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Ia menambahkan, untuk mewujudkan program ketahanan pangan, Kemenhub berupaya mengakomodasi kebutuhan masyarakat.

Ini direalisasikan melalui layanan transportasi laut untuk angkutan barang dengan rute yang tetap dan terjadwal, sehingga kebutuhan barang pokok dan barang penting masyarakat tersedia.

“Program Tol Laut ini juga diharapkan dapat meningkatkan distribusi dan menjaga ketersediaan barang kebutuhan pokok, barang penting, dan barang lainnya dengan biaya pengiriman logistik yang lebih murah sehingga mengurangi disparitas harga,” ujar Mugen.

Baca juga: Mulai Hari Ini Naik Pesawat Wajib PCR? Ini Penjelasan Lengkap Kemenhub

Mugen menyatakan, Kemenhub telah melaksanakan konektivitas multimoda dalam mengakomodasi pola perdagangan baru yang muncul dengan melibatkan ‘jembatan udara’ dan subsidi angkutan darat.

Targetnya ialah masyarakat di wilayah pegunungan Papua dapat memesan bahan pokok dari Surabaya dan diterima langsung di wilayah pegunungan Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com