Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik Kereta Cepat Tak Sampai Kota Bandung, Harus Ganti Kereta Lagi

Kompas.com - 25/10/2021, 07:25 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung menuai banjir kritik. Salah satunya yakni lokasi stasiun yang berada jauh dari Kota Bandung, sehingga dikhawatirkan membuat moda transportasi tersebut sepi penumpang.

Seperti diketahui, stasiun kereta cepat terdekat dari Kota Bandung adalah Stasiun Padalarang yang masuk Kabupaten Bandung Barat, dan Stasiun Tegalluar yang merupakan wilayah Kabupaten Bandung.

Sementara apabila menggunakan kereta yang sudah ada saat ini, KA Argo Parahyangan, stasiun akhirnya berada di Stasiun Bandung yang berada di tengah Kota Kembang. 

Karena lokasi stasiunnya berada di Padalarang, maka penumpang kereta cepat yang akan menuju ke Kota Bandung harus berpindah menggunakan moda transportasi lainnya dengan berjalan kaki ke Stasiun Padalarang.

Baca juga: Kilas Balik Kereta Cepat: Ditolak Jonan, Kini Mau Pakai Duit APBN

Dalam keterangan resmi PT Kereta Cepat Indonesia–China (KCIC), Stasiun Padalarang memang dibangun untuk mengakomodasi penumpang yang akan melanjutkan perjalanan ke Kota Bandung. 

Ini karena Stasiun Kereta Cepat Padalarang lokasinya bersisian dengan Stasiun Padalarang yang dibangun pemerintah Kolonial Belanda dan merupakan stasiun kereta api reguler milik PT KAI (Persero). 

Naik KA Feeder ke Kota Bandung

Selain itu, Stasiun Padalarang untuk kereta cepat juga dibangun karena alasan pengembangan kawasan sekitar, di mana lokasi tersebut berada di Kabupaten Bandung Barat yang dikenal dengan sebutan Kota Baru Parahyangan (KBP).

"Di Stasiun Hub Padalarang ini, akan terjadi konektivitas yang nyaman bagi penumpang KCJB yang ingin langsung melanjutkan perjalanan ke Kota Cimahi dan Bandung dengan KA Feeder yang dilayani oleh PT KAI," kata  Presiden Direktur PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi dikutip dari Antara, Senin (25/10/2021).

Baca juga: Kereta Cepat RI-China: Awalnya Rp 86 Triliun, Bengkak Jadi 114 Triliun

Ia menjelaskan penambahan Stasiun Hub di Padalarang dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti demografi, komersial, dan infrastruktur di area Padalarang, yang memadai dan mampu menyasar penumpang yang berasal dari Bandung bagian barat.

"Stasiun kereta cepat akan berada di sebelah barat stasiun KA Padalarang. Penumpang yang hendak menggunakan layanan kereta cepat dari Padalarang atau sebaliknya akan disediakan KA Konvektivitas menuju Stasiun Cimahi dan Bandung," katanya.

Presiden Joko Widodo meninjau lokasi proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang berada di Kelurahan Warungharja, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Selasa (18/5/2021). dok. Agus Suparto Presiden Joko Widodo meninjau lokasi proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang berada di Kelurahan Warungharja, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Selasa (18/5/2021).

Ia memaparkan KA Feeder akan menggunakan rangkaian KRD yang didesain seperti KA Bandara, dan melayani rute dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung serta dapat berhenti di stasiun Cimahi.

Menurut rencana, pemberangkatan KA Feeder ini adalah setiap 20 menit pada jam sibuk dan 30 menit di luar jam sibuk atau menyesuaikan operasional kereta cepat.

Baca juga: Kenapa Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dijuluki Proyek Nanggung?

Durasi perjalanan dari Stasiun Padalarang ke Stasiun Bandung adalah 18 menit. Jika berhenti di Stasiun Cimahi maka durasi perjalanan menjadi 22 menit.

Opsi lainnya apabila penumpang kereta cepat mau menuju ke Kota Bandung, penumpang bisa keluar dari Stasiun Padalarang dan beralih menggunakan transportasi online atau moda lainnya. 

Sementara itu, pengoperasian Stasiun Tegalluar diharapkan dapat menyasar penumpang di Bandung bagian Timur, nantinya akan terhubung dengan Bus Rapid Transit, taksi maupun moda transportasi lainnya.

Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar juga memiliki kemudahan aksesibilitas, mulai dari exit tol Padaleunyi arah Jakarta dan aksesibilitas dari dan menuju Stadion GBLA.

Kereta Cepat Jakarta Bandung diketahui memiliki 4 stasiun meliputi Stasiun Halim di Jakarta, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang, dan berakhir di Stasiun Tegalluar.

Baca juga: Bengkak, Biaya Kereta Cepat Kini Lebih Mahal daripada Tawaran Jepang


Nasib stasiun Walini

Terkait Stasiun Walini, Dwiyana memastikan stasiun ini belum dimasukkan menjadi stasiun pelayanan pada fase pertama pengoperasian kereta cepat dengan mempertimbangkan aspek komersial dan kondisi perseroan yang sedang melakukan efisiensi.

Meski terjadi penundaan pembangunan Stasiun Walini, ia menekankan bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini dibatalkan, karena perusahaan bisa melakukan pembangunan di stasiun ini pada fase selanjutnya sesuai arahan pemegang saham.

"Penundaan pembangunan ini bukan berarti pengerjaan konstruksi di Walini batal. Namun hanya ditunda sementara waktu," ujarnya.

Hingga saat ini, PT KCIC terus melakukan percepatan pembangunan di 237 titik konstruksi secara komprehensif.

Baca juga: Plus Minus Jakarta-Bandung Naik KA Argo Parahyangan Vs Kereta Cepat

Fokus konstruksi yang menjadi prioritas antara lain penyelesaian pengeboran tiga terowongan dari 13 terowongan yang ada di trase KCJB, menyelesaikan erection girder untuk konstruksi elevated track, terutama yang berada di daerah Batununggal, Bandung, serta pengerjaan subgrade #18, #19, dan #20 di perbatasan antara Karawang dan Purwakarta.

Selain itu, percepatan pembangunan juga dilakukan di pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang yang berada di Qingdao, Tiongkok.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meninjau proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Senin (12/4/2021). Humas Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meninjau proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Senin (12/4/2021).

"Selaras dengan upaya percepatan pembangunan KCJB, kami juga melakukan persiapan dokumen-dokumen penunjang operasional dengan melakukan koordinasi bersama kementerian terkait," katanya.

Baca juga: Beda dari Jokowi, Malaysia Pilih Batalkan Proyek Kereta Cepat meski Merugi

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com