Belanja pemerintah pusat Rp 1.087,9 triliun ini terdiri dari belanja kementerian atau lembaga Rp 734 triliun atau 71,1 persen dari pagu Rp 1.032 triliun dan belanja non kementerian atau lembaga Rp 531,3 triliun atau 57,6 persen dari pagu Rp 922,6 triliun.
Sementara itu, transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) mencapai Rp 541,5 triliun atau turun 14 persen. TKDD terdiri dari transfer ke daerah Rp 492,3 triliun atau -14,1 persen dan dana desa Rp 50,2 triliun atau -13 persen.
"Pendapatan negara yang tumbuh kuat, belanja negara yang relatif terkendali sesuai target, maka keseimbangan primer September -198,3 persen. Ini mengalami penurunan 55,6 persen dibanding tahun lalu di mana keseimbangan primer tahun lalu sudah mencapai Rp 446,5 triliun," tutur Ani.
Adapun pembiayaan anggaran terealisasi Rp 621,9 triliun atau 61,8 persen dari pagu Rp 1.006,4 triliun. Pembiayaan anggaran ini minus 20,7 persen (yoy) dibanding tahun lalu sebesar Rp 784,6 triliun. Sementara Silpa sampai akhir September 2021 masih tersisa Rp 169,9 triliun.
"Silpa lebih tinggi, defisit lebih kecil, primary balance lebih kecil, persentase terhadap defisit GDP lebih kecil. Konsolidasi fiskal sudah mulai berjalan sesuai yang kita semua harapkan agar APBN berangsur disehatkan kembali," pungkas Sri Mulyani.
Baca juga: Laba Bersih BNI Kuartal III-2021 Melonjak 73,9 Persen jadi Rp 7,7 Triliun, Ini Pendongkraknya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.