Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ujian LRT Jabodebek: Proyek Molor, Biaya Bengkak, dan Kini Tabrakan

Kompas.com - 26/10/2021, 14:26 WIB
Muhammad Choirul Anwar

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pembangunan LRT Jabodebek harus mengalami sejumlah kendala. Tabrakan LRT yang terjadi pada Senin (25/10/2021) bukanlah ujian pertama proyek LRT Jabodebek.

Sebelumnya, terdapat sejumlah permasalahan lain dalam pengerjaan proyek LRT Jabodebek. Salah satunya, biaya proyek LRT Jabodebek diketahui bengkak.

Penyebab biaya LRT Jabodebek bengkak adalah molornya proses pembangunan yang tak sesuai target awal penyelesaian.

Baca juga: Pahami Perbedaan Rute LRT Jabodebek dan LRT Jakarta

Berdasarkan data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) proyek LRT Jabodebek yang mulai dibangun sejak tahun 2015 sebenarnya ditargetkan rampung pada tahun 2019.

Hanya saja, sampai saat ini proyek tersebut tak kunjung selesai. Artinya, proyek LRT Jabodebek molor hampir 2 tahun. Belakangan, pemerintah menargetkan proyek LRT Jabodebek rampung pada tahun 2022.

VP Public Relations KAI Joni Martinus pernah menyampaikan penjelasan mengenai hal ini. Ia buka suara mengenai progres LRT Jabodebek dan rencana percepatan pembangunan salah satu Proyek Strategis Nasional tersebut.

Dalam rangka memastikan proyek LRT Jabodebek beroperasi tepat waktu, KAI diusulkan menerima penyertaan modal negara (PMN) di tahun 2021 sebesar Rp 2,7 triliun.

Dana ini rencananya digunakan untuk pemenuhan cost overrun proyek LRT Jabodebek atas dampak kemunduran penyelesaian proyek tersebut.

Baca juga: Simak Rute LRT Jabodebek yang Segera Beroperasi Tahun 2022

“KAI berterima kasih atas dukungan berbagai pihak dalam pembangunan proyek LRT Jabodebek ini. KAI terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan LRT Jabodebek beroperasi dalam waktu yang ditentukan yaitu pertengahan 2022,” kata Joni dalam keterangan resminya, Rabu (15/9/2021).

“Diharapkan nantinya LRT Jabodebek akan menjadi moda transportasi andalan masyarakat yang akan bepergian dari dan menuju Ibu Kota,” sambung Joni.

Berdasarkan Perpres nomor 49 Tahun 2017, KAI memang ditugaskan untuk menyelenggarakan sarana dan prasarana LRT Jabodebek.

Hal tersebut meliputii pengadaan sarana, pengoperasian sarana dan prasarana, perawatan sarana dan prasarana, pengusahaan sarana dan prasarana termasuk pendanaan prasarana Kereta Api Ringan/Light Rail Transit terintegrasi, serta penyelenggaraan system tiket otomatis (Automatic Fare Collection).

Baca juga: Tabrakan Saat Uji Coba, LRT Jabodebek Kapan Beroperasi?


Biaya proyek LRT Jabodebek

Proses konstruksi LRT Jabodebek dilakukan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) selaku kontraktor dari proyek tersebut.

Sejak awal pembangunan hingga bulan Agustus 2021 lalu, Adhi Karya telah mengantongi dana sebesar Rp 13,8 triliun dari pengerjaan proyek LRT Jabodebek Fase I.

Corporate Secretary PT Adhi Karya (Persero) Tbk Farid Budiyanto pernah menjelaskan bahwa total penerimaan dari proyek LRT Jabodebek tersebut sudah termasuk realisasi pembayaran ke-8 belum lama ini.

“ADHI telah menerima realisasi pembayaran ke-8 untuk pekerjaan proyek LRT Jabodebek Fase I senilai Rp 520,5 miliar (termasuk PPN) dari Pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero),” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (18/8/2021) lalu.

Pembayaran tersebut dilakukan berdasarkan progres pekerjaan dari bulan Juli sampai dengan September 2020. Artinya, ADHI belum menerima pembayaran untuk progres pekerjaan LRT Jabodebek setelah periode tersebut.

“Secara keseluruhan ADHI telah menerima pembayaran atas pembangunan prasarana LRT Jabodebek senilai Rp13,8 triliun (termasuk PPN),” jelas Farid.

Menurutnya, pembayaran ini akan meningkatkan likuiditas dan memperkuat arus kas operasi ADHI yang juga mendukung penyelesaian pembangunan LRT Jabodebek Fase I.

Baca juga: Biaya Proyek Bengkak, Pembangunan Stasiun Kereta Cepat Walini Ditunda

“Ke depannya ADHI akan terus melakukan upaya percepatan pembayaran khususnya dari proyek-proyek besar untuk tetap menjaga postur keuangan ADHI semakin baik dan kuat,” ungkapnya.

Kereta LRT Jabodebek tabrakan

Ujian terbaru adalah tabrakan LRT Jabodebek pada Senin, 25 Oktober 2021, pukul 13.00 WIB. Ini terjadi ketika uji coba, bukan saat mengangkut penumpang.

Tabrakan tersebut melibatkan 2 rangkaian kereta LRT di antara petak Stasiun Harjamukti – Stasiun Ciracas jalur LRT Jabodebek.

“Ini merupakan bagian dari uji coba dan di ruas ini belum ada operasional LRT,” ujar SM PKBL, CSR & Relationship PT INKA Bambang Ramadhiarto dalam keterangan resminya, Senin (26/10/2021).

Kronologi tabrakan LRT Jabodebek bermula saat satu rangkaian kereta akan langsir menabrakrangkaian yang sedang stabling. Kereta dalam kondisi tidak berpenumpang.

Baca juga: Berapa Uang APBN untuk Tambal Biaya Bengkak Proyek Kereta Cepat?

Dalam peristiwa ini terdapat satu korban luka ringan yaitu masinis PT INKA sehingga memerlukan perawatan di RS. Adapun untuk penyebab kecelakaan masih dilakukan investigasi dari tim PT INKA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com