Pertama, mendorong orientasi inovasi pada organisasi memberikan dampak yang lebih positif terhadap kinerja usaha daripada menciptakan hasil proses inovasi seperti paten atau produk dan layanan inovatif.
Menanamkan orientasi inovasi pada anggota tim menjadi tugas utama yang mesti dilakukan pelaku UMKM. Kesadaran yang belum sepenuhnya tertanam.
Kedua, ketika membandingkan implikasi kinerja, dari mendedikasikan lebih banyak sumber daya untuk proses inovasi seperti pengeluaran riset dan pengembangan dengan hasil proses inovasi, ditemukan bahwa hasil proses inovasi mendorong peningkatan kinerja UMKM lebih besar.
Baca juga: Punya Peran Menjaga Stabilitas Perekonomian Negara, Perempuan Pelaku UMKM Perlu Dukungan
Konsekuensinya pelaku UMKM didorong untuk mengelola proses inovasi dengan lebih cermat dan tekun.
Ketiga, inovasi memiliki dampak yang lebih kuat di UMKM yang lebih muda daripada yang telah mapan. Usaha baru lebih memiliki kemampuan unik untuk menciptakan dan memberikan nilai yang sesuai melalui inovasi.
Keempat, proyek inovasi yang dilakukan internal meningkatkan kinerja secara substansial daripada yang melibatkan kolaborasi eksternal.
Hal ini bertolak belakang dari dorongan sejumlah pihak agar UMKM berkolaborasi dengan mitra eksternal. Pada konteks inovasi, peningkatan kinerja yang diharapkan justru tidak terjadi.
Kelima, konteks budaya di mana UMKM beroperasi berdampak pada hubungan antara inovasi dengan kinerja.
Baca juga: Ajak UMKM Go Digital, Jokowi: Bisa Jadi Rantai Pasok Dunia
Inovasi memiliki dampak positif paling kuat dalam lingkungan budaya yang dicirikan oleh kolektivisme seperti di banyak negara Asia, termasuk Indonesia di dalamnya.
Dalam budaya yang lebih individualistis seperti Amerika Serikat, hubungan antara inovasi dengan kinerja menjadi lebih lemah.
Keterkaitan antara inovasi dengan kinerja usaha tentu tidak diragukan lagi. Keberhasilan UMKM dalam jangka panjang ditentukan oleh inovasi yang dilakukan secara berkelanjutan.
Ketika dipadukan dengan strategi yang bagus, budaya inovasi akan membentuk pendekatan yang akan meningkatkan kinerja UMKM.
Hanya UMKM inovatif yang dapat melayani kebutuhan pelanggan dan bertahan di dalam lingkungan bisnis yang turbulen dan penuh risiko dalam jangka panjang (Ndesaulwa & Kikula, 2016).
Sekalipun telah disadari bahwa inovasi memegang kunci sukses, tidak serta-merta begitu saja dijalankan, tanpa langkah-langkah sistematis.
Baca juga: Sandiaga Uno: Covid-19 Mendorong Inovasi di Dunia Kerja
Ada enam langkah yang disarankan untuk mewujudkan inovasi (Haddad, Williams, Hammoud & Dwyer, 2019) seperti dijelaskan di bawah ini.
Baca juga: Ekspor Tembus 343 Juta Dollar AS, Kemenperin Pacu Inovasi Industri Mainan Anak
Akhirnya, walau inovasi amat memengaruhi keberlanjutan dan keberhasilan UMKM, patut diingat, ini bukan satu-satunya faktor yang menentukan.
Inovasi tidak memberikan jaminan sukses. Namun tanpa berinovasi, harapan sukses akan menjauh dari kenyataan.
Franky Selamat
Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Tarumanagara