Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Melemah, S&P 500 dan Dow Jones Terseret Saham Cyclical

Kompas.com - 28/10/2021, 07:12 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Wall Street kehabisan tenaga dan melemah pada sesi kali ini. Indeks Dow Jones dan S&P 500 yang biasanya cetak rekor penutupan tertinggi kini koreksi usai mendapat tekanan dari saham cyclical.

Pada penutupan Rabu (27/10/2021) waktu AS atau Kamis (28/10/2021) waktu Indonesia , indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 266,19 poin atau 0,74 persen menjadi 35.490,69, indeks S&P 500 melemah 23,11 poin atau 0,51 persen ke 4.551,68 dan Nasdaq Composite stabil usai ditutup di 15.235,84.

Indeks Nasdaq berakhir sedikit menguat didorong oleh penguatan pada saham Microsoft dan induk Google, Alphabet Inc, menyusul kinerja kuartalan mereka.

Baca juga: Apa Itu Suspend, Trading Halt, dan Auto Reject pada Investasi Saham?

Pada perdagangan sesi ini, saham Microsoft Corp naik 4,21 persen dan ditutup pada rekor tertinggi setelah memperkirakan akhir yang kuat untuk tahun fiskal. Proyeksi tersebut sebagian didorong oleh bisnis cloud yang sedang booming.

Sementara itu, saham Alphabet Inc melonjak 4,96 persen setelah melaporkan rekor laba kuartalan karena lonjakan dari penjualan iklan Google.

Kenaikan pada dua saham itu menyumbang hampir 90 poin ke atas di Nasdaq yang padat saham teknologi. Selama ini, saham Microsoft memang menjadi dorongan terbesar untuk pergerakan tiga indeks utama.

Namun, penurunan harga minyak mentah dan mundurnya imbal hasil US Treasury membebani saham cyclical dan menyeret pergerakan indeks S&P 500.

Penurunan imbal hasil obligasi Amerika Serikat untuk panjang dan kurva imbal hasil obligasi yang bergerak datar sebenarnya membantu saham-saham yang diuntungkan dengan pertumbuhan seperti saham layanan konsumen dan layanan komunikasi, yang merupakan satu-satunya sektor pada indeks S&P yang menguat pada sesi ini.

Yield US Treasury tenor 10-tahun turun untuk hari keempat berturut-turut. Kali ini, turun lebih dari 6 basis poin dan menempatkannya di jalur penurunan satu hari terbesar sejak 13 Agustus.

"Perusahaan yang mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ekonomi akan mendapatkan dorongan tidak hanya dari laporan kinerja tetapi karena suku bunga lebih rendah," kata Megan Horneman, Director of Portfolio Strategy Verdence Capital Advisors di Hunt Valley, Maryland.

"Suku bunga untuk sementara lebih rendah karena fakta bahwa ada beberapa ketidakpastian dari perspektif pajak dan apa yang mungkin terjadi. Kami tahu Federal Reserve (The Fed) akan meruncing, itu sudah cukup banyak diperhitungkan tetapi sekarang Anda memiliki banyak pembicaraan tentang seperti apa masa depan The Fed," lanjut Horneman.

Baca juga: Pengertian Profit Taking, Cut Loss, dan Stop Loss Pada Investasi Saham

Sebaliknya, kurva imbal hasil yang mendatar berfungsi untuk melemahkan saham sektor keuangan. Belum lagi, penurunan harga minyak mentah setelah data stok AS menarik saham-saham sektor energi lebih rendah.

Alhasil, kedua sektor tersebut mengalami penurunan persentase satu hari terbesar dalam lima minggu. Di mana, saham JP Morgan melemah 2,08 persen dan Exxon Mobil turun 2,60 persen.

Awal yang solid untuk musim pendapatan telah mendorong indeks S&P 500 dan Dow Jones ke level tertinggi sepanjang masa minggu ini, karena kekhawatiran investor atas kemampuan perusahaan untuk menavigasi kemacetan rantai pasokan, kekurangan tenaga kerja, dan meningkatnya tekanan harga telah berkurang untuk saat ini.

Sedangkan indeks Nasdaq masih berada 1 persen dari rekor penutupan tertinggi-nya yang dicetak pada 7 September lalu.

"Meskipun kami tidak keluar dari kesulitan dengan cara apa pun, perusahaan menyesuaikan lebih cepat dari yang kami perkirakan," kata Horneman.

Laba untuk perusahaan pada indeks S&P 500 diperkirakan akan tumbuh 37,6 persen secara year on year (yoy) di kuartal ketiga. Berdasarkan data Refinitiv IBES, dari 192 perusahaan yang telah melaporkan pendapatan, 82,8 persen telah melampaui ekspektasi analis.

Perpindahan ke sektor pertumbuhan seperti saham teknologi juga dipicu setelah beberapa Senat Demokrat AS mengusulkan pajak keuntungan yang belum direalisasi miliarder dari aset mereka. Sementara kekhawatiran seputar waktu kenaikan suku bunga muncul kembali menjelang pertemuan kebijakan The Fed pada pekan depan.

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Wall Street melemah, S&P 500 dan Dow Jones terseret saham cyclical

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com