Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Sistem Keamanan, Jenius Tutup Sejumlah Akses

Kompas.com - 28/10/2021, 17:04 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah viral kasus kehilangan dana nasabah yang menggunakan aplikasi Jenius, Bank BTPN melakukan sejumlah perbaikan dan meningkatkan keamanan.

Digital Banking Head PT Bank BTPN Irwan Tisnabudi mengatakan, kasus kehilangan dana nasabah yang terjadi tiga sampai dengan enam bulan yang lalu, terjadi karena rekayasa sosial (social engineering).

Selain meningkatkan pengamanan, pihak BTPN juga menutup sejumlah akses.

Baca juga: Laba Bersih BTPN Syariah Melesat 116 Persen Jadi Rp 1,1 Triliun

Penambahan langkah keamanan tersebut mencakup kebijakan satu perangkat yang terhubung, menutup akses log in melalui situs 2secure.jenius.co.id, dan menutup akses unlink device melalui aplikasi/situs dan mengalihkannya ke Jenius Help 1500365 atau Kantor Cabang Sinaya Bank BTPN.

"Ada tiga inisiatif penambahan proses keamanan yang kita lakukan. Karena kita sadar, security awareness itu masih cukup rendah. Jadi kasus social engineering ini masih terjadi karena nasabah memberikan data-data pribadinya kepada oknum. Jadi tadi ada single device function yang kita terapkan di bulan Juni. Kemudian di bulan Juli, kita close akses web kita dan juga unlink device. Prosesnya tidak bisa melalui aplikasi Jenius tetapi melalui contact centre di 1500365," kata Irwan secara virtual, Kamis (28/10/2021).

Irwan bilang, peningkatan keamanan serta penutupan sejumlah akses telah mengurangi fraud dari penggunaan platform layanan transaksi keuangan digital Jenius tersebut.

"Terbukti dengan apa yang kita lakukan selama ini, rentang waktu 22-23 Juli, saat itu kasus social engineering tidak lagi terjadi," ucap dia.

Baca juga: Jenius Bank BTPN Dukung Penangkapan Polisi terhadap Terduga Pelaku Kejahatan Perbankan

Dalam kesempatan itu, Irwan mengimbau kepada nasabah Jenius untuk tidak membagikan data-data pribadi kepada oknum yang berniat ingin menguras dana para nasabah.

Termasuk one time password (OTP), PIN, email, password, nama ibu kandung, nomor kartu debit, dan expired debit kartu. Ia menambahkan, hanya pemilik rekening yang boleh mengetahui data-data tersebut.

Nasabah juga diminta mengenali modus penipuan yang semakin beragam saat ini.

"Banyak hal dilakukan melalui SMS,chat, telpon, melalui email, perlu hati-hati. Entah itu melalui chat atau email jangan pernah membagikan data pribadi. Meskipun chat atau email tersebut mengaku berasal dari BTPN atau Jenius misalnya. Tidak pernah kita dari bank meminta data pribadi dari nasabah," lanjut Irwan.

Dalam melakukan penambahan keamanan dan edukasi keamanan digital ini, Jenius juga berkokreasi bersama masyarakat digital savvy di Indonesia.

Baca juga: Ini Strategi Jenius BTPN Bersaing di Tengah Maraknya Bank Digital

Proses kokreasi tersebut salah satunya dilakukan melalui Jenius Study bertajuk Tingkat Pengetahuan Masyarakat Terhadap Data-Data Pribadi yang Bersifat Rahasia.

Studi ini dilaksanakan pada September 2021 yang melibatkan 637 responden berusia 21-30 tahun. Dalam studi ini ditemukan bahwa hanya 1 dari 10 anggota masyarakat digital savvy yang memahami dan menyadari modus kejahatan siber rekayasa sosial.

Dalam survei, ditemukan 7 dari 10 anggota masyarakat digital savvy belum memahami bahwa nama dan tanggal kedaluarsa yang tertera di kartu debit merupakan informasi rahasia yang sama pentingnya dengan informasi lainnya, seperti PIN, nomor CVV, dan 16 digit kartu.

Dengan melihat temuan dari survei tersebut, Jenius meluncurkan program Jenius Aman untuk memaksimalkan edukasi serta fitur keamanan di aplikasi tersebut.

Baca juga: Jenius BTPN: Tidak Ada Kasus Nasabah Kehilangan Dana karena Sistem Keamanan Bank

Salah satunya yang sudah dijalankan adalah kampanye edukasi Datamu Rahasiamu, sebuah kolaborasi antara Jenius dari Bank BTPN dan beberapa pelaku industri digital lainnya, baik bank maupun nonbank.

"Selain itu, agar pemahaman masyarakat mengenai keamanan semakin optimal, Jenius memperkenalkan kembali laman www.jenius.com/pages/jeniusaman yang berisikan informasi keamanan digital terkini," kata Irwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com