Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Tapering The Fed, Bagaimana Prospek Pasar Modal Tahun Depan?

Kompas.com - 30/10/2021, 08:42 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku pasar modal saat ini masih harap-harap cemas terkait dampak pengurangan pembelian obligasi negara dan aset lainnya atau tapering off yang akan dilakukan oleh bank sentral Amerika Serikat, the Federal Reserve.

Meskipun tapering off the Fed masih berpotensi terjadi pada akhir tahun ini, Direktur Pengaturan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Edi Broto Suwarno mengaku optimistis tren pertumbuhan pasar modal nasional masih akan berlanjut di tahun 2022.

Baca juga: Genjot Literasi Pasar Modal, Komisaris BEI Jadi Penasihat di Platform Edukasi Saham

Ia menjelaskan, pasar saham dalam negeri saat ini sedang dalam kondisi prima, terefleksikan dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat terbang ke level 6.643 atau naik sebesar 11,2 persen secara year to date pada 21 Oktober 2021.

"Di sektor pasar modal sendiri, kami melihat tren penguatan ISHG, ini diperkirakan akan terus berlanjut. Sementara, pemanfaatan pasar modal sebagai sumber pendanaan akan terus meningkat," tutur Edi dalam diskusi virtual Outlook Pasar Modal 2022: Momentum Pemulihan Ekonomi dan Imbas Tapering The Fed, Jumat (29/10/2021).

Menurut dia, penguatan itu akan berlanjut, seiring dengan tingginya minat korporasi atau UMKM memanfaatkan pasar modal seabagai sumber pembiayaan usaha.

Pasar modal Indonesia pada tahun depan juga akan diramaikan dengan melantainya perusahaan-perusahaan Unicorn yang bergerak di bidang teknologi.

Baca juga: OJK Proyeksikan Kredit Perbankan Tumbuh 4-5 Persen di Akhir 2021

Antusiasme masyarakat pada perusahaan teknologi bisa dilihat dari penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) Bukalapak pada Agustus lalu.

Entitas hasil konsolidasi antara Gojek dan Tokopedia, Go To menjadi salah satu perusahaan teknologi raksasa yang bakal IPO di 2022.

"Antusiasime ini tentunya akan berdampak positif pada pasar modal tahun depan," ujar Edi.

Sementara itu, Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Verdi Ikhwan pun menyebut, proyeksi analis sendiri untuk IHSG bisa tembus ke angka 7.000.

IHSG sempat tembus ke level 6.643 pada 21 Oktober 2021. Angka ini, kata dia, sedikit lagi akan mencapai rekor sepanjang sejarah pasar modal Indonesia yaitu di angka 6.689 yang dicapai pada Februari 2018 silam.

Baca juga: OJK Catat Hampir 2.600 Kantor Cabang Bank Telah Ditutup

"Jadi mudah-mudahan melihat kondisi sekarang, kita, ada analis bisa tembus sampai 7.000," ucap Verdi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com