Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian ETF: Keuntungan, Kekurangan, dan Contohnya

Kompas.com - 30/10/2021, 11:42 WIB
Mutia Fauzia

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Exchange Traded Fund atau ETF adalah jenis reksa dana yang diperdagangkan di bursa saham.

Di Indonesia sendiri, ada beberapa jenis produk reksa dana yang diperdagangkan, yakni mulai dari reksa dana pasar uang (RDPU), reksa dana pendapatan tetap (RDPT), serta reksa dana campuran.

Perbedaan utama antara ETF dengan reksa dana biasa yakni ETF diperdagangan secara langsung di bursa efek seperti layaknya saham, sehingga ETF bisa dibeli melalui perusahaan efek (broker), sementara reksa dana dibeli lewat agen penjual reksa dana (APERD).

Secara lebih jelas mengenai pengertian ETF, keuntungan, risiko, dan contoh ETF yang diperdagangkan di Indonesia, simak penjelasan berikut.

Baca juga: Pengertian Profit Taking, Cut Loss, dan Stop Loss Pada Investasi Saham

Pengertian ETF

Dikutip dari laman Sikapi Uangmu yang dikelola oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dijelaskan, ETF adalah reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (ETF) yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa efek.

Meski ETF pada dasarnya adalah reksa dana, produk ini diperdagangkan seperti saham-saham yang ada di bursa efek.

ETF merupakan penggabungan antara unsur reksa dana dalam hal pengelolaan dana dengan mekanisme saham dalam hal transaksi jual maupun beli.

OJK mendefinisikan ETF sebagai reksa dana yang kinerjanya mengacu pada indeks tertentu. ETF ditujukan untuk memperoleh hasil investasi sesuai atau bahkan melampaui kinerja pasar.

Oleh karena itu, yang menjadi acuan dari produk ini adalah indeks saham. Transaksi ETF dilakukan di pasar perdana dan pasar sekunder. Pasar perdana yakni pasar tempat efek-efek diperdagangkan untuk pertama kalinya sebelum dicatatkan di bursa efek.

Di pasar perdana, ETF untuk pertama kalinya ditawarkan kepada investor oleh pihak penjamin emisi melalui perantara pedagang efek (broker-dealer) yang bertindak sebagai agen penjual saham.

Sedangkan pasar sekunder adalah pasar dimana efek-efek yang telah dicatatkan di bursa Efek diperjual belikan.

Pasar sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat di bursa, setelah terlaksananya penawaran perdana. Di pasar ini, efek-efek diperdagangkan dari satu investor kepada investor lainnya.

Baca juga: Apa Itu Market Cap? Berikut Pengertian dan Cara Hitungnya

Keuntungan dan Kekurangan ETF

Tentu saja, sama seperti jenis produk investasi lain, terdapat keuntungan dan kerugian ETF.
Pengacara Keuangan Finansialku Gembong Suwito memaparkan, keuntungan dan kerugian ETF ini meliputi seberapa efisien ETF sebagai sebuah produk investasi, serta biaya-biaya yang harus dikeluarkan.

Keuntungan ETF

  1. Lebih Efisien. ETF dianggap sebagai produk investasi yang efisien lantaran Anda membeli sekelompok saham dengan kualitas bagus dan likuid dengan modal yang kecil. Misalnya, ketika Anda membeli ETF XPTD, berarti Anda seperti membeli seluruh saham yang ada di indeks IDX30 tersebut dengan bobot 30 saham tersebut sama dengan bobot indeks IDX30. Contoh ialah bobot saham BCA sebesar 30 persen dari IDX30.
  2. Fleksibel. Anda bisa memperjual belikan ETF kapanpun selama di masa jam perdagangan bursa, seperti layaknya saham.
  3. Rendah risiko dan biaya. Dalam hal ini pembelian atau penjualan, management fee dari Manajer Investasi relatif lebih rendah dari reksa dana. Ada juga biaya ETF di pasar sekunder sesuai dengan komisi borker.
  4. Transparan. Biasanya, komposisi ETF diumumkan setiap hari, sehingga investor bisa tahu dengan pasti soal saham-saham yang dimiliki oleh reksa dana ETF ini. Bahkan NAB/UP atau harga ETF dipublikasikan oleh dealer partisipan beberapa kali dalam satu menit, sehingga investor yang ingin transaksi baik membeli atau menjual unit penyertaan ETF akan tahu persis nilai saham yang ditransaksikannya. Tentu hal ini berbeda dengan reksadana saham, misalnya. Reksadana saham yang biasanya hanya dapat diperjualbelikan unit penyertaannya satu kali sehari dengan cut off time pukul 13.00 dan keterbukaannya pada saat transaksi.

Kekurangan ETF

  1. Pajak capital gain. Kewajiban membayar pajak capital gain ini berbeda dengan reksa dana biasa yang bukan objek pajak. Ketika Anda menjual reksa dana ETF di bursa efek,terdapat biaya pajak yang harus dibayarkan kepada Pemerintah. Besar pajaknya adalah final 0,1 persen dari nilai penjualan. Ketentuan tersebut tidak lagi melihat apakah investor mendapatkan keuntungan atau kerugian dari penjualannya.
  2. Biaya spread atau selisih harga jual beli. Pada ETF, terdapat selisih antara harga jual dan harga beli unit penyertaan. Tentu berbeda dengan reksadana biasa yang selalu dibeli dan dijual kembali pada Nilai Aktiva Bersih (NAB).

Baca juga: Apa Itu Suspend, Trading Halt, dan Auto Reject pada Investasi Saham?

Contoh ETF

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, hingga 25 Maret 2021, terdapat 48 ETF yang tercatat di bursa. Contoh ETF yakni misalnya nama sebuah produk ETF IDX30 ETF maka, investor yang memiliki produk ETF tersebut sudah memiliki seluruh saham yang termasuk dalam indeks IDX30 tersebut.

ETF itu pun bisa diperdagangkan seperti saham baik dari segi waktu perdagangan maupun pasarnya.

ETF pertama kali muncul di Indonesia pada tanggal 18 Desember 2017. ETF pertama di Indonesia tersebut yakni Premier ETF LQ45 yang diluncurkan oleh Indopremier Asset Management.

“Produk ETF LQ45 tersebut underlying (aset dasarnya) adalah Indeks LQ45 (45 saham bluechip dan likuid),” kata Gembong.

Tentunya, perkembangan dana kelolaan ETF di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir April 2021, dana kelolaan produk reksa dana ETF sudah menembus 14,9 triliun. Menurut Gembong, ETF memiliki prospek perkembangan yang bagus di Indonesia.

“Namun, kurangnya sosialisasi dan pemahaman investor ritel terkait produk ini menjadi penyebab mengapa porsi dana kelolaan ETF masih kecil dan hanya didominasi oleh investor institusi,” sebutnya.

Baca juga: Pengertian Hiperinflasi, Dampak, dan Penyebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com