Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apindo Jabar Jajaki Calon Investor dari Sejumlah Negara

Kompas.com - 01/11/2021, 19:30 WIB
Reni Susanti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat menggaet calon investor dari Amerika Serikat dan Korea Selatan. Itu dilakukan saah satunya untuk menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran.

"Indonesia memiliki populasi 270 juta jiwa. Dari jumlah itu, 48 juta jiwa atau 17,86 persennya berada di Jabar," ujar Ketua Apindo Jabar, Ning Wahyu Astutik saat dihubungi Senin (1/11/2021).

Ning menjelaskan, dengan jumlah populasi yang cukup besar, angkatan kerja di Jabar cukup tinggi terutama ditambah lulusan baru setiap tahunnya.

Baca juga: Apindo Nilai PKPU Berpotensi Timbulkan Kepailitan Massal dan PHK

Itu artinya, potensi jumlah penganggran akan bertambah bila tidak diikuti dengan pembukaan lapangan kerja baru.

"Itulah mengapa kami terus menjajaki kerja sama dengan calon investor agar mau menanamkan modalnya di Jabar guna membuka lapangan kerja baru, sehingga bisa menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran," beber dia.

Dalam presentasinya di depan para investor, Ning menegaskan beberapa hal. Pertama, ketersediaan jumlah angkatan kerja yang besar di Jabar.

Kedua, upah yang sangat kompetitif. Ketiga, infrastruktur yang maju di antaranya Bandara Kertajati serta Pelabuhan Patimban.

Selain itu, adanya pengembangan Kawasan Segitiga Rebana yang menjadi fokus Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Kawasan seluas 43.913 hektare ini bisa menjadi lokasi calon investor untuk menanamkan modalnya.

Di samping itu, ada berbagai fasilitas dari pemerintah berupa tax holiday, tax allowance, investment allowance, dan deductive tax. Hal tersebut akan menjadi pendorong investor untuk berinvestasi.

“Tidak dipungkiri kita semua menu ju high tech, digitalisasi industry, seperti yang sering disebutkan yaitu 4.0 atau bahkan 5.0. Namun industri padat karya tetap masih dibutuhkan dengan adanya ketersediaan angkatan kerja serta transisi tehnologi yang belum sepenuhnya terjadi dan terpenuhi,” paparnya.

Keluhan Investor

Apindo Jabar juga memfasilitasi calon investor dari Korea Selatan, WS Shin dan Jay Bang bertemu langsung serta berdialog dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.

“Dalam dialog tersebut, pemerintah memberikan jaminan tentang pengurusan surat–surat izin yang cepat serta iklim investasi di Indonesia yang kodusif,” tutur Ning.

Di sisi lain, calon investor masih menyimpan kekhawatiran terhadap impelementasi Undang-undang Cipta Kerja (Ciptaker) terutama soal pengupahan.

Baca juga: Apindo: Penurunan Nilai Investasi di BP Jamsostek Akibat Pandemi Covid-19

“Pak Bahlil Lahadia (Kepala BKPM) mengatakan calon investor tidak usah khawatir menanamkan modal di Indonesia,” beber dia.

Keluhan lain disampaikan calon investor asal Amerika Serikat Duncan saat bertemu Menteri Pedagangan, Muhammad Lutfi.

Ia mengatakan, setiap orang asing yang bekerja di Indonesia membayar 1.200 dollar AS per tahun.

“Banyak sekali orang asing dari perusahaan alas kaki di Indonesia. Seharusnya uang tersebut bisa dipakai untuk memberikan pelatihan, kelas–kelas transformasi teknologi terkait sepatu, namun hingga kini sepertinya belum dilakukan,” ucap dia.

Dalam pertemuan singkat itu, Kementerian Perdagangan berjanji akan menindaklanjuti keluhan pengusaha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com