Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank-bank Pelat Merah Pantau Kualitas Kredit BUMN Karya dan Garuda

Kompas.com - 01/11/2021, 20:20 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja bank pelat makin moncer hingga kuartal III-2021. Kendati demikian, bank tetap mewaspadai kualitas kredit ke depannya, termasuk pembiayaan kepada BUMN karya dan Garuda yang kesulitan membayar utang.

Bank Mandiri mencatatkan total portofolio kredit BUMN Karya mencapai kisaran Rp 18 triliun hingga September 2021.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyatakan sebagai upaya antisipasi penurunan kualitas kredit, Bank Mandiri melakukan penguatan monitoring atas progres penyelesaian proyek yang dibiayai.

Baca juga: Stafsus Menteri BUMN: Kami Dorong supaya Mantan Komisaris-Direksi Garuda Diperiksa KPK

“Juga memastikan termin pembayaran dari owner maupun bouwheer serta perlakuan restrukturisasi pada beberapa debitur BUMN Karya," ujar Rudi kepada Kontan.co.id pada Senin (1/11/2021).

Rudi menambahkan, per September 2021 pencadangan debitur BUMN Karya telah mencukupi sesuai tingkat risiko masing – masing debitur sesuai kaidah PSAK 71.

Menurutnya, sebagai bagian dari mitigasi risiko, perseroan juga telah menyiapkan pencadangan dengan nilai yang memadai berdasarkan atas assessment terhadap risiko di sektor tersebut.

Hingga kuartal ketiga 2021, Bank Mandiri membukukan pertumbuhan biaya pencadangan atau provisi 4,7 persen yoy dari Rp 15,69 triliun menjadi Rp 16,43 triliun.

“Bank Mandiri menyadari pentingnya sektor infrastruktur sebagai salah satu katalisator pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu kami berkomitmen untuk terus mendukung seluruh pelaku di sektor infrastruktur ini, termasuk BUMN karya yang menjadi kontraktor proyek-proyek infrastruktur negara,” papar Rudi.

Oleh sebab itu, Bank Mandiri memberikan kredit di sektor konstruksi secara prudent dan ditujukan untuk mendukung proyek-proyek infrastruktur yang telah menjadi program pemerintah atau Proyek Srategis Nasional.

Secara kualitas, non performing loan (NPL) di sektor konstruksi tetap terjaga baik dengan NPL stabil dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga telah menyiapkan pencadangan (NPL Coverage) di kisaran 252,94 persen secara umum.

Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menyebut pencadangan itu ditetapkan dengan mempertimbangkan kondisi restrukturisasi yang secara konsisten terus melandai.

“Khusus untuk garuda dan BUMN Karya, BRI terus melakukan monitoring secara intens,” katanya kepada Kontan.co.id.

BRI telah menyalurkan kredit korporasi ke perusahaan BUMN dengan total nilai Rp 80,9 triliun. Nilai ini tercatat terkontraksi 7,5 persen yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu Rp 86,7 triliun.

Apabila dirinci, sebesar 20,5 persen disalurkan kepada sektor konstruksi, 19,9 persen kepada sektor kelistrikan, gas dan air, serta 8,4 persen kepada sektor transportasi.

“Kualitas kredit korporasi BRI ke perusahaan BUMN tercatat membaik, hal tersebut tercermin dari NPL kredit perusahaan BUMN di akhir kuartal III 2021 sebesar 0,62 persen atau membaik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,20 persen,” jelas Aestika.

Baca juga: Soal Opsi Garuda Diganti Pelita Air, Ini Kata Stafsus Menteri BUMN

Bank Negara Indonesia (BNI) menyalurkan kredit korporasi senilai Rp 279,9 triliun hingga September 2021. Nilai itu naik tipis 0,25 persen yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 279.2 triliun.

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyatakan secara umum, kinerja kredit bank itu didorong oleh pertumbuhan di segmen lower risk segment. Salah satunya adalah kredit private corporate yang tumbuh 5,2 persen yoy.

Bila dirinci, kredit ke corporate private BNI mencapai Rp 175,9 triliun di September 2021, naik 5,2 persen yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu Rp 167, 2 triliun.

Namun untuk kredit korporasi ke BUMN turun 7,1 persen yoy dari Rp 112,0 triliun menjadi Rp 104,0 triliun di kuartal ketiga 2021.

BNI mencatatkan NPL di level 3,8 persen di kuartal ketiga 2021, setara dengan Rp 21,7 triliun. Adapun kredit korporasi menyumbang 38,5 persen terhadap total kredit bermasalah itu. Sedangkan segmen ini terdapat kredit yang disalurkan kepada BUMN.

Kendati demikian, BNI tetap melakukan pencadangan dengan NPL coverage ratio 226,8 persen di September 2021. Jauh lebih besar dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 206,9 persen.

Artinya, BNI tetap melakukan pencadangan terhadap kredit-kredit yang telah disalurkan guna mengantisipasi pemburukan kualitas kredit.

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Bank anggota Himbara pantau kualitas kredit BUMN karya dan Garuda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com