Untuk mengejar target inklusi keuangan 90 persen pada 2024 sekaligus meningkatkan angka literasi keuangan, berbagai upaya dilaksanakan oleh OJK, pemerintah, serta para pelaku industri jasa keuangan.
Baca juga: Siap-siap, Bantuan Subsidi Gaji Bakal Diperluas
Salah satu langkah utama yang dilakukan oleh OJK ialah dengan memperluas jangkauan pembiayaan ke masyarakat. Ini dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari pelaksanaan layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) hingga perluasan jaringan bank wakaf mikro (BWM).
Selain itu, untuk menarik minat masyarakat melakukan pinjaman ke lembaga keuangan resmi, sejak tahun 2007 pemerintah telah melaksanakan program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Melalui program tersebut, masyarakat atau pelaku UMKM dapat menerima pembiayaan dengan syarat yang lebih mudah, suku bunga rendah, serta proses pengajuan yang relatif cepat.
Kemudian, OJK dan pemerintah juga telah memiliki Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). TPAKD dibentuk untuk mendorong ketersediaan akses keuangan yang seluas-luasnya kepada masyarakat dalam rangka mendukung perekonomian daerah.
Tercatat saat ini terdapat 307 TPAKD, yang terus melakukan sosialisasi ke daerah, dan juga menggelar sejumlah kegiatan guna meningkatkan angka inklusi keuangan seperti kredit usaha rakyat (KUR) klaster dan business matching UMKM.
Baca juga: Pemerintah Kantongi Rp 4 Triliun dari Lelang Sukuk Negara
Melalui TPAKD, OJK berharap masyarakat di berbagai daerah dapat lebih mengerti dan memilih produk dan layanan keuangan dari lembaga keuangan resmi. Sebagaimana diketahui, sampai saat ini masih ada masyarakat yang mengandalkan rentenir sebagai sumber pendanannya.
"Melalui TPAKD, kami mendorong program kredit atau pembiayaan melawan rentenir, KPMR. Yaitu dengan skema pembiayaan proses cepat dan berbiaya rendah," kata Tirta.
Guna menciptakan inklusi keuangan yang berkelanjutan, OJK juga melaksanakan program Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar). Melalui program ini, OJK menargetkan 70 persen pelajar Indonesia memiliki rekening tabungan perbankan hingga akhir tahun 2021.
Kemudian, dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi, OJK juga mendorong pengembangan ekosistem digital akses produk dan layanan jasa keuangan. Hal ini diharapkan mampu mempermudah dan meningkatkan daya jangkaunya ke pelosok daerah.
"Apa yang sudah dilakukan OJK selama beberapa tahun ke belakang memang sudah tepat langkahnya," kata Riefky.
Terakhir, OJK secara rutin melaksanakan bulan inklusi keuangan (BIK) pada Oktober setiap tahunnya. Program sosialisasi yang telah dilaksanakan rutin sejak 2016 ini dilaksanakan untuk mengedukasi sekaligus mengajak masyarakat menggunakan produk atau layanan jasa keuangan resmi.
Baca juga: COP26 Digelar, Bagaimana Komitmen Swasta Bantu Cegah Perubahan Iklim?
Pada tahun ini, OJK juga kembali menggelar BIK dengan tema Inklusi Keuangan Untuk Semua, Bangkitkan Ekonomi Bangsa. Berbagai kegiatan dilaksanakan dalam BIK 2021 guna meningkatkan angka literasi keuangan, mulai dari pameran jasa keuangan, penjualan produk atua jasa keuangan berinsentif, pembukaan rekening, poli, dan lainnya.
OJK menyatakan, gelaran BIK 2021 menghasilkan berbagai output yang positif, untuk mendukung peningkatan angka inklusi keuangan.
Hal itu terefleksikan dari pembukaan rekening baru dari industri perbankan sebesar 2.008.165 rekening dan penyaluran kredit atau pembiayaan kepada 168.370 debitur.
Selain itu, terdapat 93.683 pembukaan polis asuransi, 330.000 rekening efek baru, 633.142 debitur perusahaan pembiayaan, 15.168 rekening sektor pergadaian, dan 58.452 akun di sektor fintech.
BIK 2021 yang dilaksanakan satu bulan penuh pada Oktober tercatat berhasil melakukan 2.183 kegiatan di seluruh Indonesia, dengan total peserta sebanyak 1.348.488, yang mencakup kegiatan sosialisasi tatap muka maupun virtual (webinar), pembukaan rekening, penyaluran kredit/pembiayaan mikro, business matching, serta publikasi program literasi dan inklusi keuangan secara masif.
"Pencapaian BIK 2021 yang baik ini di tengah situasi pandemi Covid-19 menjadi bukti nyata keberhasilan adaptasi tataran pola kerja dan pola hidup yang dilakukan untuk mendorong akselerasi proses pemanfaatan produk dan layanan keuangan bagi masyarakat demi tercapainya target inklusi keuangan 90 persen pada tahun 2024," ucap Tirta.
Baca juga: Tips Mengatur Keuangan agar Gaji Tak Numpang Lewat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.