JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyiapkan skenario mengantisipasi badai La Nina untuk sektor pertanian sebagaimana diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, dalam situasi dan kondisi apapun, sektor pertanian harus terus berjalan.
"Pertanian ini tak boleh terganggu oleh apapun, sebab pertanian merupakan sektor yang berkaitan dengan pemenuhan hajat hidup seluruh rakyat Indonesia. Jadi, apapun situasinya, pertanian harus tetap berjalan," kata Syahrul dalam siaran resminya, dikutip Kompas.com, Jumat (5/11/2021).
Baca juga: 7 Langkah Kementan Antisipasi Gagal Panen Selama Musim Hujan
Sementara Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil mengatakan, untuk aspek mitigasi ada dua skenario yang telah disiapkannya.
Pertama adalah aspek forecasting, yaitu secara teoritis masalah banjir dapat diminimalkan risikonya apabila kemampuan prakiraan musim dapat dilakukan lebih awal dan akurat.
"Kedua adalah aspek deliniasi wilayah rawan banjir perlu dilakukan untuk menyusun strategi antisipasi dan memfokuskan penanganan masalah banjir secara spasial dan temporal (antarwaktu)," ujar Ali.
Aspek deliniasi juga mengilustrasikan pergeseran dan atau peningkatan wilayah rawan banjir dan kekeringan.
Sementara untuk adaptasi, Ali menyebut ada empat langkah yang telah disiapkan.
Baca juga: Hadapi Cuaca Ekstrem, Mentan Minta Kepala Daerah Persiapkan Stok Pangan untuk Kemarau Panjang
Pertama, ketersediaan informasi dan teknologi tentang banjir dan kekeringan. Kedua, kebijakan dan perencanaan pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim, termasuk terhadap iklim ekstrem yakni banjir dan kekeringan.
"Berikutnya adalah sistem pendukung kelembagaaan pertanian yang responsif terhadap banjir dan kekeringan," kata Ali.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.