Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentang Impian dan Nilai Konsistensi, Ini Pesan Bos Sinde Budi Sentosa Jony Yuwono pada Generasi Muda

Kompas.com - 05/11/2021, 08:33 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com“Legacy is made, not born.” Begitulah keyakinan Jony Yuwono yang kini menjabat sebagai Vice President Director PT Sinde Budi Sentosa.

Lewat kesempatan berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (23/10/2021), Jony berbicara banyak mengenai hal itu, termasuk impian dan konsistensi untuk menggapainya.
Tema itu jadi pembahasan menarik karena perusahaan yang dinaunginya itu punya program Legacy Makers 2021.

Sebagai informasi, Legacy Makers 2021 adalah inisiatif yang dilakukan PT Sinde Budi Sentosa dalam rangka memperingati 40 tahun kontribusi perusahaan di Tanah Air. Bekerja sama dengan Kompas Media Group, program itu mendapuk tiga tokoh sebagai penerima penghargaan.

Mereka adalah pakar kuliner William Wongso, pemuka agama KH Said Aqil Siroj, dan perancang mode Didiet Maulana.

Baca juga: Kisah Kebaya, Upaya Didiet Maulana Telusuri Akar Busana Nasional Indonesia

“Ketiganya layak mendapatkan apresiasi karena berhasil menciptakan legacy (warisan) dan mampu menginspirasi generasi penerus untuk terus berkarya,” ujar Jony.

Menularkan inspirasi

Bersamaan dengan inisiatif itu, PT Sinde Budi Sentosa mau anak muda Indonesia mencontoh ketiganya. Menurut Jony, ada banyak nilai kehidupan yang bisa dipetik dari mereka.

William Wongso sudah lebih dari 20 tahun berkiprah di industri kuliner. Nama William lekat dengan inisiatifnya mengenalkan bumbu-bumbu Nusantara ke mancanegara.

Satu hal yang diyakini William bahwa bumbu dan rempah khas Nusantara adalah kunci diplomasi kuliner agar Indonesia mendapat tempat yang layak di panggung dunia.

Baca juga: Cara William Wongso Perkenalkan Rendang ke Dunia

Tokoh kedua adalah Kiai Said. Lebih dari sekadar mengajar agama dan menulis buku, Kiai Said konsisten menggemakan nilai-nilai harmonisasi di tengah keberagaman.

Kiai Said mendorong berbagai pihak untuk melihat Islam dengan kacamata yang lebih luas. Pasalnya, Islam Indonesia tak lepas dari akar budaya bangsa yang lekat dengan keberagaman.

Kiai Said juga konsisten menjaga komitmennya untuk mengawal keutuhan Negara Kesatuan Republik (NKRI) dengan mengutamakan prinsip-prinsip toleransi lewat gagasan Islam Nusantara.

Tokoh ketiga sekaligus yang termuda adalah Didiet Maulana. Sebagai perajin wastra, Didiet merasa bertanggung jawab untuk melestarikannya. Dari pengalaman dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, ia pun membuat gerakan “Yang Muda Yang Menenun”.

Baca juga: Sikap Toleransi dalam Keberagaman Bangsa Indonesia

Lewat inisiatif itu, Didiet berhasil mendorong generasi muda untuk ikut melestarikan kain tenun.

Butuh konsistensi

Jony pun mengingatkan generasi penerus bangsa bahwa keberhasilan tidak diraih dengan cara instan, tetapi dengan kesungguhan secara konsisten.

Sebelum ada program Legacy Makers 2021, Jony sempat punya kegamangan melihat tren kekinian yang berkembang di tengah era digital.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com