Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhamad Rifki Maulana

Ekonom Yunior Bank Indonesia Kalimantan Timur

Jamu Kuat untuk UMKM Itu Bernama RPIM

Kompas.com - 05/11/2021, 12:10 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Masyarakat Indonesia tentu sudah tidak asing dengan jamu, dari orang tua hingga balita, dari Sabang hingga Merauke pasti pernah meminumnya.

Pengertian jamu sendiri dalam PERMENKES adalah obat tradisional Indonesia berupa bahan atau ramuan yang berasal dari tumbuhan/hewan/mineral atau campuran lainnya yang digunakan untuk pengobatan.

Di era pandemi ini, konsumsi jamu semakin marak karena upaya masyarakat untuk meningkatkan imunitasnya agar lebih berdaya tahan.

Dalam konteks perekonomian, daya tahan UMKM Indonesia juga perlu diberikan stimulus, terlebih pasca-hantaman COVID-19 di tahun 2020 dan juga kaitannya dalam menjaga “stamina” UMKM untuk terus melaju di jangka panjang.

Baca juga: BI Proyeksikan Kinerja Penjualan Ritel Membaik Bertahap

Peran Pembiayaan UMKM Bagi Perekonomian Indonesia

Berdasarkan survei terhadap ribuan UMKM yang dilakukan oleh Bank Indonesia, tercatat bahwa 87,5 persen UMKM terkena dampak negatif dari adanya COVID-19 dan mayoritas mengalami penurunan penjualan dari 26 persen hingga 50 persen dari kondisi normal.

Melemahnya kinerja UMKM tersebut secara langsung berdampak pada perekonomian nasional karena UMKM berkontribusi 97,05 persen terhadap penyerapan tenaga kerja Indonesia dan 55,6 persen terhadap PDB Nasional.

Tidak seperti pada Krisis Moneter 1997/1998 ataupun Krisis Keuangan Global 2008, Krisis Kesehatan pada 2020 ini cukup memukul sektor UMKM karena dibatasinya mobilitas masyarakat guna memutus rantai penyebaran COVID-19 yang berakibat kepada terganggunya aktivitas jual beli masyarakat.

Oleh karenanya, UMKM yang juga dikenal sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia ini perlu diperkuat agar senantiasa kokoh untuk mampu menggotong perekonomian Indonesia kembali ke level yang tinggi.

Salah satu ramuan jamu penting yang berkhasiat untuk itu adalah penguatan pembiayaan.

Pembiayaan adalah salah satu aspek fundamental untuk UMKM mampu naik kelas sehingga mampu memperluas rambatan dampak positif baik di sisi kontribusi terhadap perekonomian maupun terkait penyerapan ternaga kerja.

Bahkan berdasarkan riset yang dilakukan oleh Kemenkop diestimasi bahwa apabila 2,5 persen UMKM mampu untuk naik kelas maka kenaikan PDB berpotensi tumbuh sebesar Rp 486 triliun atau setara pertumbuhan ekonomi 5,88 persen (yoy).

Lebih lanjut disebutkan dalam riset kemenkop lainnya diestimasi bahwa jika 10 persen UMKM mampu untuk naik kelas makan kenaikan PDB berpotensi melesat di kisaran 7 persen-9,3 persen (yoy).

Di sisi lain, berdasarkan survei yang dilakukan oleh BI, terlihat bahwa masih terdapat 43,1 persen UMKM yang belum memiliki kredit namun membutuhkan akses pembiayaan untuk mengembangkan usahanya.

Secara total, potensi permintaan kredit tersebut mencapai Rp 1.605 triliun yang terdiri dari usaha menengah sebesar Rp 740 Triliun, usaha kecil sebesar Rp 534 triliun dan usaha mikro sebesar Rp 331 triliun.

Selain itu, pemenuhan rasio kredit UMKM oleh bank secara individu masih rendah dan terkonsentrasi pada sejumlah bank saja, di mana hal tersebut utamanya disebabkan oleh beberapa bank yang tidak memiliki keahlian dan risk appetite untuk pembiayaan UMKM.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com