Singkat kata, sekali lagi harus diakui bahwa kita memang belum sempat menyiapkan tenaga SDM yang kompeten dan professional dalam mengelola bandara dan maskapai penerbangan. Kita belum memiliki Lembaga pendidikan yang khusus menyiapkan para profesional dalam bidang manajemen airlines dan airport.
Itu sebabnya tidak terjadi jenjang dengan pola bertingkat di jajaran maskapai penerbangan yang mengantar tenaga manajemen sejak awal untuk sampai di puncak top management. Contoh yang terlihat di permukaan adalah apa yang terjadi dengan maskapai penerbangan Garuda.
Jajaran top management yang ditugaskan selama ini lebih banyak diambil dari instansi luar maskapai penerbangan itu sendiri. Mereka yang sama sekali tidak memiliki latar belakang “aviation knowledge” untuk melaksanakan tugasnya. Hasilnya mudah diduga yaitu seperti yang kita saksikan bersama belakangan ini.
Maskapai penerbangan yang sangat erat berhubungan dengan teknologi pesawat terbang dengan sifatnya yang dinamis, membutuhkan tidak hanya para ahli manajemen, akan tetapi juga mereka yang benar benar menghayati teknologi penerbangan itu sendiri sejak awal.
Airlines bukanlah perusahaan biasa yang hanya bergumul dengan hitungan untung rugi dalam aspek finansial, akan tetapi juga membutuhkan pengetahuan ekstra dibidang teknologi penerbangan yang khas dan juga sangat dinamis sifatnya.
Kemajuan sains dan teknologi penerbangan yang fantastis membutuhkan para ahli dibidangnya bagi pengelolaan maskapai penerbangan dan operasional bandara. Garuda Indonesia sebagai bagian utuh dari industri penerbangan nasional membutuhkan The Right Man on the Right Place at the Right Time untuk dapat mengawakinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.