Kecuali bagi seorang pendatang baru, yang tidak tergantung pada prinsipal dan bermodal kuat untuk membangun pabrik mobil.
Kebetulan sekali perusahaan mobil yang mampu memenuhi semua kriteria itu adalah PT Timor Putra Nasional, yang juga milik pengusaha muda Hutomo Mandala Putra.
Baca juga: Ini Proyek Tol yang Menggusur Bangunan Milik Tommy Soeharto
Perusahaan besutan Tommy Soeharto ini kabarnya mampu menjual mobil dengan merek Timor, dengan harga separuh dari harga jual mobil Jepang sekelasnya yang berkisar antara Rp 70 sampai Rp 80 juta.
Mobil sedan Timor yang merupakan jelmaan dari sedan mobil Korea Selatan dengan nama KIA Serphia 1.500 cc.
Pemerintah Orde Baru sendiri menutup pintu bagi para perusahaan APTM terlibat dalam mobil nasional yang digarap PT Timor Putra Nasional tersebut.
Reaksi keras bermunculan, mulai dari Kadin, para ATPM, pengamat hingga DPR. Mereka menuntut ketentuan itu berlaku umum, tidak hanya untuk satu perusahaan.
Baca juga: Erick Thohir Angkat Polisi Penangkap Tommy Soeharto Jadi Anak Buahnya
Dikutip dari Harian Kompas 9 Juli 1996, Tommy Soeharto menyebut kalau ada banyak perusahaan menggarap mobnas, maka hal itu justru akan jadi masalah di kemudian hari.
"Industri otomotif harus ditangani secara seksama, dan tidak bisa kalau satu ikut yang lain ikut-ikutan.... Nanti justru akan menyulitkan daripada industri otomotif tersebut," tegas Hutomo "Tommy" Mandala Putra.
Secara tersirat Tommy menyatakan, bila terdapat lebih dari satu perusahaan yang mengembangkan mobil nasional, maka industri otomotif nasional akan "layu sebelum berkembang".
Sehingga Inpres dan Keppres tentang mobil nasional, yang telah dikeluarkan pemerintah menjadi tidak ada gunanya.
Baca juga: Tolak Bayar Utang ke Pemerintah, Pihak Bambang Trihatmodjo Beberkan Kronologinya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.