Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Royalti Litbang Kementan Capai Rp 4,6 Miliar, Komisi IV DPR RI Beri Apresiasi

Kompas.com - 07/11/2021, 20:52 WIB
Erlangga Satya Darmawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Endang Setyawati Thohari mengapresiasi pendapatan royalti Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) yang mencapai Rp 4,6 miliar.

Hal tersebut ia sampaikan saat mendampingi Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo pada acara Agro Inovasi Fair 2021 yang diadakan di Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP) Bogor, Jawa Barat, Minggu (7/11/2021).

Endang mengatakan, capaian tersebut adalah bukti bahwa Litbang Kementan terus menjadi andalan bagi kemajuan dan pembangunan sektor pertanian nasional.

"Saya sangat bangga dan bahagia karena dulu, saya juga berkantor di sini (Litbang Kementan) selama lebih dari 20 tahun. Jadi, saya bangga karena royalti ini adalah bukti inovasi yang dihasilkan litbang," ujar Endang dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Minggu.

Sejak dulu, tambah Endang, Litbang Kementan adalah motor penggerak pertanian Indonesia, terutama dalam menghasilkan berbagai inovasi dan teknologi.

Selain itu, Litbang Kementan merupakan penghasil benih unggul dan berkualitas yang bermanfaat bagi masyarakat.

"Artinya apa? Artinya para peneliti kita sudah menghasilkan teknologi yang bisa dinikmati masyarakat. Tentu ini harus didukung oleh semua pihak," kata Endang.

Meski begitu, Endang menyesalkan kecilnya anggaran negara untuk mendorong peran peneliti dalam menghasilkan inovasi.

“Anggaran Litbang tak lebih dari 5 persen. Padahal, idealnya 10 persen," jelasnya.

Untuk diketahui, perolehan royalti Litbang Kementan berasal dari mitra lisensi 12 perusahaan yang menggunakan jagung hibrida HJ 21 Agritan sebesar Rp 1,3 miliar, Jagung hibrida JH 37 di dua perusahaan sebesar Rp 832 juta, dan penggunaan jagung hibrida 29 yang digunakan sembilan perusahaan sebesar Rp 761 juta.

Selain itu, ada juga pengunaan rice transplanter jajar legowo sebesar Rp 591 juta yang digunakan di empat perusahaan, jagung hibrida JH 27 yang digunakan satu perusahaan sebesar 262 juta, dan Jagung Bima 9 URI sebesar 178 juta.

Selanjutnya, penggunaan ecalyptus sebesar Rp 160 juta, jagung bima 20 URI Rp 125 juta, jagung hibrida batara 14 sebesar Rp 97 juta, dan bahan lain dari 17 perusahaan sebesar 306 juta.

Sementara itu, Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, perolehan royalti tersebut didapat dari hasil temuan para peneliti dan perekayasa Balitbangtan selama 2021.

Adapun Mentan akan menyerahkan royalti tersebut kepada institusi dan para Inventor Kementan.

Litbang Kementan merupakan penghasil benih unggul dan berkualitas yang bermanfaat bagi masyarakat.Dok. Kementan Litbang Kementan merupakan penghasil benih unggul dan berkualitas yang bermanfaat bagi masyarakat.

"Ini adalah hal yang membanggakan karena kita telah menghasilkan banyak teknologi yang bernilai kekayaan intelektual dan sudah diadopsi oleh dunia usaha," ujar Yasin Limpo.

Yasin Limpo menambahkan, saat ini masih ada 33 hasil penelitian Balitbangtan yang akan didaftarkan untuk hak paten, hak cipta, merek, dan hak varietas tanaman (Hak PVT).

Oleh karena itu, Balitbangtan punya peranan penting, terutama di dalam pengembangan pertanian.

"Kalau tidak ada litbang, bagaimana kita mau makan. Itu bibit bagus, tapi kalau dua atau tiga tahun tidak dilakukan pemulihan, maka hasilnya akan menurun. Ke depannya, saya berharap ini tidak hanya lisensi, tapi harus dijabarkan dan dikembangkan dengan lebih masif lagi," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com