Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Forbes 30 Under 30, Bernadus Wijaya dari Gagal Indonesia Idol hingga Jadi CEO

Kompas.com - 08/11/2021, 10:39 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Bernadus Setya Ananda Wijaya atau yang akrab disapa Bernadus Wijaya yang kini cukup dikenal sebagai salah satu anak muda yang masuk dalam Forbes 30 Under 30 Asia 2021 di bidang Financial and Venture Capital pada Maret 2021.

Bernadus Wijaya menjadi CEO PT Sucor Sekuritas, sebelum pria ini genap berusia 30 tahun. Prestasi yang ditorehkan tentu bukan dari hasil instan, butuh kerja keras yang tentunya tidak mudah untuk dilalui.

“Kita jangan mimpi di siang bolong, cuma ingin gaji segini-gini aja, dapat uang jatuh dari langit, atau dapat dari orang tua lalu kita invetasikan dan langsung jadi konglomerat tiba-tiba. Kita harus kerja keras, memaksimalkan talenta, dan power kita,” kata Bernadus saat bercerita kepada Kompas.com, akhir pekan lalu.

Pria kelahiran Sleman Yogyakarta yang kini berusia 30 tahun mengungkapkan, dirinya sempat memiliki banyak cita-cita di waktu kecil.

Baca juga: Masuk Daftar Forbes 30 Under 30 Asia, Ini Profil Maudy Ayunda

Dia sempat ingin menjadi penyanyi dan juga dokter. Keinginannya menjadi seorang penyanyi mendorongnya untuk ikut ajang pencarian bakat Indonesian Idol, meski tidak terpilih. Dia juga sempat mencoba peruntungan mendaftar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, namun tidak diterima.

Menapakkan kaki di Jakarta pada tahun 2013, Bernadus memulai karir di bidang yang sama sekali belum pernah ia tekuni, yakni di perusahaan finansial. Padahal, Bernadus menyandang gelar Bachelor of Science (B.Sc.) di bidang StudiChemical Engineering.

Pria lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mengatakan, setelah ia lulus dari perguruan tinggi, mencari pekerjaan di bidang minyak dan gas cukup sulit. Sehingga ia mencoba peruntungan di salah satu perusahaan finansial Citibank Indonesia, dan memulai pengalaman baru di bagian custodian atau lebih spesifik di transfer agency unit.

“Saya saat itu ikut career fair, dan mencoba banyak perusahaan. Salah satunya adalah perbankan, dan kebetulan saya keterima sebagai Management Associate di Citibank Indonesia, dan aku ambil kesempatan itu,” kata dia.

Mengawali kariernya, Bernadus mulai mempelajari investasi pertama yang dilakukannya, yakni reksa dana. Bernadus mengungkapkan, saat itu hanya mengetahui tentang menabung di bank dan deposito, reksa dana adalah hal baru. Walau demikian, ia terus belajar tanpa kenal lelah.

Di reksa dana, Bernadus memulai investasi dari nominal Rp 1,5 juta, namun dia melakukannya setiap bulan selama 3 tahun (2013-2016). Siapa yang mengira, hasil dari reksa dana selama tiga tahun tersebut berhasil tumbuh 30-40 persen.

“Tiap bulan saya investasi dengan nominal sama, dan di tahun 2016 ketika saya cek portofolio kenaikannya sudah 30-40 persen dengan strategi dollar cost averaging, dan saya bersyukur banget. Abis itu hasil dari reksa dana, saya pindahin ke saham menjadi modal awal saham saya, kurang lebih waktu itu modal awal di kisaran Rp 100 juta,” kata Bernadus.

Di tahun 2016, Bernadus mengungkapkan banyak rekan kerjanya yang mulai berpindah ke perusahaan-perusahaan teknologi yang saat itu sedang booming. Seperti halnya Gojek, Tokopedia, dan juga Traveloka.

Baca juga: Ini Perusahaan Dunia Paling Kuat dan Berharga Versi Forbes Global 2000

Untuk lebih mengembangkan karir, Bernadus lantas mencoba masuk ke perusahaan sekuritas yang merupakan awal karirnya sebagai investor saham sukses. Mengawali karir di PT Sucor Sekuritas pada tahun 2016 posisi awal Bernadus adalah Business Development Project Manager.

Berkarir di perusahaan sekuritas, tak membuat Bernadus lupa dengan fokus investasinya. Bernadus terus mengasah kemampuannya, dan mulai belajar berinvestasi saham, ikut beberapa pelatihan, kelas pasar modal, hingga rajin membaca dan me-review laporan-laporan keuangan yang berkaitan dengan fundamental perusahaan.

Saham pertama Bernadus kala itu adalah saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI). Saham ini menjadi pilihan Bernadus karena ia memahami perusahaannya, mengenal perusahaannya, berada di banyak lokasi, terjangkau, dan bisnisnya susah untuk bangkrut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com