Namun, semakin cepat phase out PLTU batu bara akan dapat menghindarkan risiko kerugian finansial dari aset terdampak sektor PLTU batu bara yang mencapai 26 miliar dolar AS setelah 2040.
Dalam upaya mencari dukungan dana untuk kebutuhan penghentian PLTU batu bara secara bertahap, Indonesia bekerja sama dengan Bank Pembangunan Asia lantas meluncurkan program Mekanisme Transisi Energi atau ETM yang diharapkan bisa mengumpulkan 2,5 sampai 3,5 miliar dolar AS untuk menghentikan dua sampai tiga PLTU batu bara per negara.
"Keberadaan ETM yang akan menyediakan platform pembiayaan diharapkan mampu memberi kejelasan sumber dana untuk mempensiunkan PLTU dan mendorong masuknya aliran investasi yang lebih besar di energi terbarukan. Hal ini penting agar Indonesia dapat merencanakan transformasi sistem energinya dengan optimal," pungkas Deon.
Berdasarkan analisis dan kajian, IESR memproyeksikan energi terbarukan yang dilengkapi dengan baterai penyimpanan akan meningkat signifikan pada 2045.
Pangsa pasar baterai akan mencapai 52 persen dari total sistem penyimpanan diikuti oleh hidrogen sebesar 37 persen dan sistem penyimpanan lainnya sekitar 11 persen.
Pangsa permintaan listrik yang dicakup oleh penyimpanan energi meningkat secara signifikan dari sekitar 2 persen pada 2030, naik menjadi 29 persen pada 2045.
Sedangkan untuk pengguna utama penyimpanan baterai akan berasal dari sistem skala utilitas dan dalam skala yang lebih kecil dari kawasan komersial dan industri, serta sistem perumahan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.