Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lanjutkan Kenaikan, IHSG dan Rupiah Awal Sesi Hijau

Kompas.com - 09/11/2021, 09:28 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona hijau di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (9/11/2021). Demikian juga dengan mata uang garuda yang menguat pada awal perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 6.647,82 atau naik 15,53 poin (0,23 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.632,29.

Sebanyak 245 saham melaju di zona hijau dan 123 saham di zona merah. Sedangkan 206 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 924,7 miliar dengan volume 1,42 miliar saham.

Baca juga: Analis Ramal IHSG Bakal Lanjutkan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Bursa Asia mayoritas hijau dengan kenaikan Nikkei 0,06 persen, Hang Seng Hongkong 0,26 persen, dan Shanghai Komposit 0,11 persen. Sementara Strait Times melemah 0,05 persen.

Wall Street pada penutupan pagi ini hijau dengan kenaikan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,29 persen, indeks S&P 500 menguat sebesar 0,09 persen, dan indeks acuan saham teknologi AS Nasdaq naik 0,07 persen.

Sebelumnya, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper mengungkapkan, secara teknikal candlestick, IHSG membentuk higher high dan higher low dengan indikator stochastic yang melebar setelah membentuk goldencross mengindikasikan potensi penguatan.

“IHSG diprediksi menguat. Pergerakan masih didukung oleh rilis kinerja emiten kuartal III tahun 2021. Sementara investor mengabaikan kekhawatiran akan tapering. Investor akan mencermati rilis cadangan devisa,” ujar Dennies dalam rekomendasinya.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menguat. Melansir Bloomberg, pukul 09.09 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.226 per dollar AS, atau atau naik 34 poin (0,24 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.260 per dollar AS.

Baca juga: IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah terjadi karena membaiknya sentimen pasar. Pasar melihat Bank Sentral AS belum akan menaikan suku bunga dalam waktu dekat.

"Nilai tukar rupiah mungkin masih berpeluang menguat hari ini seiring dengan membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko," kata Ariston kepada Kompas.com.

Tapi di sisi lain, sentimen bisa berubah bila kekhawatiran pasar membesar mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi karena kenaikan inflasi.

Ariston memproyeksikan hari ini rupiah bisa bergerak menguat pada kisaran Rp 14.230 per dollar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.300 per dollar AS.

Baca juga: BCA Bakal Bagikan Dividen Interim Rp 25 Per Saham

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com