Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Kejar Modal Inti, Fenomena Bank Digital Juga Dinilai Jadi Alasan Investor Masuk ke Bank Mini

Kompas.com - 09/11/2021, 12:28 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menjelang tutup tahun, banyak investor yang mulai masuk ke bank-bank mini.

Selain karena pemenuhan aturan modal inti yang ditetapkan Rp 3 triliun per akhir 2022, dan Rp 2 triliun di akhir 2021 oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), prospek bank digital di masa depan turut menjadi alasan.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menilai, investor yang memiliki modal besar melihat fenomena bank digital menjadi sebuah kesempatan untuk masuk menangkap peluang yang dinilai akan menguntungkan di masa depan.

Baca juga: 10 Tahun Lagi, Semua Bank Diproyeksi Jadi Bank Digital

“Selain mengejar ketercukupan modal, seperti yang kita ketahui saat ini fenomena bank digital juga sedang hype. Ini juga membuat tantangan bank besar yang memiliki modal besar untuk melakukan akuisisi bank kecil,” kata Maximilianus saat dihubungi Kompas.com, Selasa (9/11/2021).

Maximilianus menjelaskan, perusahaan besar cukup sulit merubah perusahaan menjadi bank digital seutuhnya, karena memang lini bisnisnya bergerak secara konvensional.

Kesulitan dalam bertransformasi inilah yang kemudian mendorong peluang melakukan akuisisi ke bank kecil.

“Perusahaan-perusahaan besar tidak bisa mendisrupsi dirinya sendiri apabila perusahaan atau bank besar tersebut memang bergerak di bidang konvensionl dan ingin punya bank digital. Itu akan sulit melakukan transformasi dari sisi perusahaannya, jadi better masuk ke perusahaan baru yang landasannya bank digital,” jelas dia.

Baca juga: Siap Luncurkan Bank Digital, BNI Akuisisi Bank Kecil

Seperti diketahui, baru-baru ini Emtek Group yang tidak lain adalah pemegang saham Grab Indonesia dan Bukalapak, mengumumkan akan jadi pengendali saham PT Bank Fama Internasional.

Melalui anak usahanya, PT Elang Media Visitama (EMV), EMTK berencana mengakuisisi 93 persen saham Bank Fama senilai Rp 908,9 miliar, dan ditargetkan rampung akhir tahun ini.

Sebelumnya, PT Finaccel Teknologi Indonesia (Kredivo) telah resmi menjadi pengendali PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) dengan memborong 40 persen saham Bank Bisnis yang diakumulasikan sepanjan tahun 2021.

Ada juga beberapa bank yang yang membuka pintu masuk bagi investor baru melalui right issue sampai dengan akhir tahun ini antara lain, PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK), dan PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA).

Maximilianus menjelaskan, transformasi bank digital sudah mulai terjadi sejak tahun 2020 lalu, ia memprediksi ini akan terjadi satu sampai tiga tahun ke depan.

Baca juga: Bos BCA soal Bank Digital: Buat Apa Banyak Akun Nasabah tapi Enggak Ada Transaksi

Ia menilai, di tahun 2022 akan lebih banyak perusahaan, utamanya perbankan yang akan melihat peluang pertumbuhan di segmen perbankan digital.

“Jadi kami melihat 2022 pun akan lebih banyak yang, mengakselerasi bank digital jika perusahaan mereka sudah melakukan disrupsi digital. Bagi yang belum, akuisisi akan menjadi salah saru yang akan dilakukan,” jelas dia.

Head of Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Roger M.M mengatakan ada tiga hal yang mendorong beberapa perusahaan untuk masuk ke bank mini akhir-akhir ini, seperti diversifikasi bisnis, mencari sumber pendanaan murah dari masyarakat, serta mendukung ekosistem keuangan.

“Untuk pemenuhan modal inti masih akan berlanjut di tahun depan, karena aturan OJK tahun depan modal bank minimum Rp 3 triliun. (Masuknya investor ke bank kecil), prospeknya baik untuk bank mini, karena peningkatan modal akan membuat bank mampu menjangkau masyarakat lebih banyak, lebih besar dan lebih luas,” tegas Roger.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ekonomi China Tumbuh Lebih dari Perkiraan, Pemerintah Berharap Investasi Jalan Terus

Ekonomi China Tumbuh Lebih dari Perkiraan, Pemerintah Berharap Investasi Jalan Terus

Whats New
Pemerintah Pantau Harga Minyak untuk Kebijakan Subsidi Energi

Pemerintah Pantau Harga Minyak untuk Kebijakan Subsidi Energi

Whats New
Dorong Kesejahteraan Pegawai, Bank Mandiri Integrasikan Program 'Well-Being'

Dorong Kesejahteraan Pegawai, Bank Mandiri Integrasikan Program "Well-Being"

Whats New
CEO Apple Berkunjung ke Indonesia, Bakal Tanam Investasi?

CEO Apple Berkunjung ke Indonesia, Bakal Tanam Investasi?

Whats New
Konflik Iran-Israel, Kemenaker Pantau Situasi di Timur Tengah

Konflik Iran-Israel, Kemenaker Pantau Situasi di Timur Tengah

Whats New
Menperin: Konflik Iran-Israel Bikin Ongkos Produksi Energi RI Naik

Menperin: Konflik Iran-Israel Bikin Ongkos Produksi Energi RI Naik

Whats New
Pelaku Industri Satelit Nasional Mampu Penuhi Kebutuhan Akses Internet Domestik

Pelaku Industri Satelit Nasional Mampu Penuhi Kebutuhan Akses Internet Domestik

Whats New
Sebanyak 930 Perusahaan Nunggak Bayar THR, Terbanyak di DKI Jakarta

Sebanyak 930 Perusahaan Nunggak Bayar THR, Terbanyak di DKI Jakarta

Whats New
3 Faktor Kunci yang Pengaruhi Perekonomian RI Menurut Menko Airlangga

3 Faktor Kunci yang Pengaruhi Perekonomian RI Menurut Menko Airlangga

Whats New
IHSG Melemah, Ini 5 Saham Paling 'Boncos'

IHSG Melemah, Ini 5 Saham Paling "Boncos"

Whats New
10 Bandara Tersibuk di Dunia Sepanjang Tahun 2023

10 Bandara Tersibuk di Dunia Sepanjang Tahun 2023

Whats New
Kedubes Denmark Buka Lowongan Kerja, Gaji Rp 132 Juta Per Tahun

Kedubes Denmark Buka Lowongan Kerja, Gaji Rp 132 Juta Per Tahun

Whats New
Pelemahan Rupiah Akan Berpengaruh pada Manufaktur RI

Pelemahan Rupiah Akan Berpengaruh pada Manufaktur RI

Whats New
Rupiah 'Ambles', Pemerintah Sebut Masih Lebih Baik dari Ringgit dan Yuan

Rupiah "Ambles", Pemerintah Sebut Masih Lebih Baik dari Ringgit dan Yuan

Whats New
Perkuat Struktur Pendanaan, KB Bank Terima Fasilitas Pinjaman 300 Juta Dollar AS dari Korea Development Bank

Perkuat Struktur Pendanaan, KB Bank Terima Fasilitas Pinjaman 300 Juta Dollar AS dari Korea Development Bank

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com