Pengurangan pembelian obligasi oleh bank sentral Amerika Serikat , atau dikenal dengan tapering, akhirnya resmi diumumkan pada 3 November 2021 yang lalu.
Bagaimana dengan prospek kinerja reksa dana ke depan?
Sedikit kilas balik, isu tapering menjadi salah satu perhatian utama pasar modal sejak awal tahun ini. Ada kekhawatiran, jika tapering dilakukan, maka bisa menjadi pemicu investor asing menjual saham dan obligasinya di negara berkembang seperti Indonesia dan menarik kembali ke negara maju.
Sampai dengan artikel ini ditulis (8 Nov 2021), ternyata tidak terjadi gejolak yang berarti pada harga saham dan obligasi Indonesia. Harga keduanya malah cenderung naik jika dibandingkan posisi pada tanggal 3 November lalu pada saat diumumkan.
Baca juga: The Fed Umumkan Tapering, Bagaimana Dampaknya ke Pasar Indonesia?
Komunikasi yang baik dari Bank Sentral AS, kelebihan likuiditas di sistem perbankan, laporan keuangan yang positif, dan tingkat inflasi Indonesia yang terkendali pada tahun ini menjadi penyebab masih positifnya tren harga saham dan obligasi meskipun diterpa isu tapering.
Apakah dengan diumumkan pada tanggal 3 November ini maka tapering sudah selesai? Jika melihat lebih detail, saat ini Bank Sentral AS mencetak “tambahan” 120 miliar dollar AS per bulan untuk membeli 80 miliar dollar AS obligasi pemerintah dan 40 miliar dollar AS surat utang korporasi berbasis KPR.
Sementara kebijakan tapering yang diumumkan adalah pengurangan sebesar 15 miliar dollar AS dengan perincian 10 miliar dollar AS untuk obligasi pemerintah dan 5 miliar dollar AS untuk korporasi “per bulan” mulai akhir November 2021 ini.
Artinya setelah tapering, Bank Sentral AS “masih” mencetak 70 miliar dollar AS dan 35 miliar dollar AS pada akhir November. Kemudian turun menjadi 60 miliar dollar AS dan 30 miliar dollar AS pada Desember 2021, 50 miliar dollar AS dan 25 miliar dollar AS pada Jan 2022, 40 miliar dollar AS dan 20 miliar dollar AS pada Februari 2022.
Selanjutnya turun 30 miliar dollar AS dan 15 miliar dollar AS pada Maret 2022, dan 20 miliar dollar AS dan 10 miliar dollar AS pada April 2022, 10 miliar dollar AS dan 5 miliar dollar AS pada Mei 2022 dan baru menjadi 0 pada Juni 2022.
Jadi, meskipun tapering telah diumumkan, dari November 2021 hingga Mei 2022, Bank Sentral AS masih tetap mencetak “tambahan” uang untuk membeli obligasi, hanya jumlahnya saja yang berkurang secara perlahan. Secara teknis, Tapering baru “selesai” di Juni 2022.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.