Sentimen positif dan negatif bercampur aduk untuk obligasi pada tahun 2022. Kinerja reksa dana pendapatan tetap pada tahun depan bisa negatif apabila Bank Sentral menaikkan suku bunga secara agresif.
Sebaliknya, jika kenaikan suku bunga dilakukan secara perlahan atau bahkan baru di tahun 2023 ditambah kebijakan burden sharing oleh Bank Indonesia masih terus dilanjutkan, reksa dana pendapatan tetap diperkirakan masih dapat membukukan kinerja positif dengan perkiraan antara 4-7 persen.
Antisipasi risiko dapat dilakukan dengan memilih reksa dana pendapatan tetap yang bobot obligasi korporasi lebih besar dan atau melakukan bagi hasil setiap bulannya. Bisa juga memanfaatkan momentum koreksi harga obligasi untuk masuk.
Sebagai reksa dana yang risiko fluktuasi harganya paling kecil, reksa dana jenis ini relatif imun terhadap berbagai risiko. Yang berpengaruh dominan terhadap kinerja reksa dana ini adalah kebijakan BI Rate dan suku bunga deposito perbankan.
Selama tidak ada kenaikan BI Rate, return daripada reksa dana pasar uang diperkirakan akan lebih rendah di tahun 2022 karena suku bunga deposito masih terus menurun.
Penempatan pada obligasi korporasi jangka pendek memang bisa menaikkan kinerja, namun likuiditas obligasi korporasi juga relatif terbatas sehingga porsinya tidak bisa terlalu dominan.
Perkiraan untuk return di tahun 2022 diperkirakan antara 2-3 persen.
Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.