Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

917,5 Ha Lahan di Sumut Terkena Banjir, Kementan Siapkan Bantuan Benih Padi

Kompas.com - 09/11/2021, 17:12 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Marino mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun BPTPH Sumut, terdapat 917,5 hektar (ha) lahan pertanian yang terkena banjir di wilayahnya hingga awal November 2021.

Bahkan, kata dia, 117,5 ha di antaranya mengalami puso atau tidak mengeluarkan hasil.

“Agar dampak banjir seperti ini tidak meluas, kami telah melakukan upaya-upaya penanganan,” kata Marino dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (9/11/2021).

Adapun upaya penanganan tersebut yaitu mengajak para petani membersihkan parit atau saluran air, memanfaatkan bantuan pompa untuk membuang air, dan mengaktifkan pos komando (posko) di tingkat desa dan kecamatan.

Baca juga: Antisipasi Dampak La Niña, Kementan Siapkan 8 Program Berikut

Marino juga menginstruksikan petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) untuk mengintensifkan pengamatan perkembangan banjir di wilayah kerja masing-masing.

Sementara itu, Direktur Perlindungan Tanaman Pangan sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Perbenihan Kementerian Pertanian (Kementan) Takdir Mulyadi menyampaikan, pihaknya sudah mengusulkan bantuan benih bagi petani.

“Kami telah sampaikan kepada Dinas Pertanian Kabupaten Sergai agar segera mengusulkan bantuan benih bagi petani sesuai kebutuhan di lapangan,” katanya.

Takdir memaparkan, bantuan benih padi diberikan oleh Kementan kepada petani untuk mengurangi kerugian setelah lahan pertanian di Sumut terendam banjir.

Ia menyatakan, Kementan akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut untuk mengatasi masalah pertanian akibat dampak La Niña.

Baca juga: Mentan: Inovasi Litbang Kementan Hasilkan Royalti Rp 4,6 Miilar

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menginformasikan bahwa beberapa daerah di Indonesia akan mengalami dampak La Niña menjelang akhir 2021.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menyebutkan, untuk mengantisipasi hal tersebut, Kementan telah menyiapkan delapan langkah strategis demi mengamankan produksi pangan dalam negeri.

Pertama, update mapping wilayah rawan banjir dan endemis serangan organisme pengganggu tumbuhan. Kedua, meningkatkan early warning system dan rutin memantau informasi dari BMKG.

Ketiga, siap siaga membentuk gerakan brigade yang terdiri dari brigade La Niña, brigade alat dan mesin pertanian (alsintan), brigade alat tanam, serta brigade panen dan serap gabah komando strategi penggilingan padi (kostraling).

Baca juga: Kementan Raih Penghargaan KIP 2021, Mentan SYL Apresiasi Kinerja Jajarannya

Keempat, pompanisasi in-out dari sawah serta merehabilitasi jaringan irigasi tersier atau kuarter, terutama di wilayah yang rawan terjadi banjir.

Kelima, menggunakan benih padi tahan rendaman yaitu inbrida padi rawa (Inpara) 1-10, Inpara 29, Inpara 30 Ciherang Sub 1, dan Inpara 42 Agritan.

Keenam, memanfaatkan program Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) dan atau bantuan benih gratis bagi puso. Ketujuh, memberikan kompensasi lahan pertanian di daerah lain atau daerah yang tidak terkena dampak La Niña.

Kedelapan, mengantisipasi panen raya saat hujan dengan alsintan panen dan pascapanen yaitu kostraling dryer, rice milling unit (RMU), silo, dan lainnya.

Suwandi berharap, dengan delapan langkah tersebut, Kementan dapat meminimalkan kerugian petani akibat dampak bencana alam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com