Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menyebutkan, untuk mengantisipasi hal tersebut, Kementan telah menyiapkan delapan langkah strategis demi mengamankan produksi pangan dalam negeri.
Pertama, update mapping wilayah rawan banjir dan endemis serangan organisme pengganggu tumbuhan. Kedua, meningkatkan early warning system dan rutin memantau informasi dari BMKG.
Ketiga, siap siaga membentuk gerakan brigade yang terdiri dari brigade La Niña, brigade alat dan mesin pertanian (alsintan), brigade alat tanam, serta brigade panen dan serap gabah komando strategi penggilingan padi (kostraling).
Baca juga: Kementan Raih Penghargaan KIP 2021, Mentan SYL Apresiasi Kinerja Jajarannya
Keempat, pompanisasi in-out dari sawah serta merehabilitasi jaringan irigasi tersier atau kuarter, terutama di wilayah yang rawan terjadi banjir.
Kelima, menggunakan benih padi tahan rendaman yaitu inbrida padi rawa (Inpara) 1-10, Inpara 29, Inpara 30 Ciherang Sub 1, dan Inpara 42 Agritan.
Keenam, memanfaatkan program Asuransi Usaha Tanaman Padi (AUTP) dan atau bantuan benih gratis bagi puso. Ketujuh, memberikan kompensasi lahan pertanian di daerah lain atau daerah yang tidak terkena dampak La Niña.
Kedelapan, mengantisipasi panen raya saat hujan dengan alsintan panen dan pascapanen yaitu kostraling dryer, rice milling unit (RMU), silo, dan lainnya.
Suwandi berharap, dengan delapan langkah tersebut, Kementan dapat meminimalkan kerugian petani akibat dampak bencana alam.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.