JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesian National Shipowners Association (INSA) menyatakan, pelaku industri pelayaran nasional telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung efisiensi di sektor logistik.
Ketua INSA Carmelita Hartoto mengatakan, perusahaan-perusahaan pelayaran telah melakukan berbagai cara untuk mendukung efisiensi logistik.
Namun menurutnya, biaya pelayaran hanya bagian kecil dari ongkos logistik yang harus dibayarkan oleh pelanggan.
Panjangnya rantai pengiriman barang sejak dari gudang hingga ke lokasi tujuan, menjadikan biaya logistik sulit turun jika hanya mengandalkan efisiensi di pelayaran.
Baca juga: RI Jajaki Pelayaran Langsung ke Brunei Darussalam
“Logistik pengiriman barang itu melalui berbagai mata rantai. Mulai dari biaya inventori, gudang shipper, trucking, depo, buruh, forwarding atau agen barang, THC pelabuhan dan shipping. Kami di industri pelayaran telah mengambil berbagai langkah efisiensi," kata Carmelita dalam keterangannya, Selasa (9/11/2021).
Carmelita mengungkapkan, saat ini perusahaan pelayaran juga dihadapkan pada persoalan biaya operasional yang terus meningkat.
Salah satunya berasal dari lonjakan biaya solar yang telah naik hingga dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
“Biaya solar di dalam negeri ini lebih mahal 20 persen hingga 30 persen dibanding harga solar internasional. Sehingga biaya operasional terus meningkat,” tuturnya.
Ia menambahkan, sebagai negara kepulauan, dimana hampir 60 persen populasi penduduknya berada di pulau Jawa, biaya logistik Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan negara lain.
Sebagai contoh, pelayaran ke luar Jawa saat ini masih mengangkut kontainer kosong saat kembali ke Jawa. Padahal biaya solar saat kapal kembali ke pelabuhan di Jawa harganya sama.
Baca juga: Pelayaran di Patimban Makin Ramai, Proyek Pembangunan Jalan Terus
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.