Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Melaju Positif, Rupiah Melemah

Kompas.com - 11/11/2021, 09:51 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona hijau di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (11/11/2021). Berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.09 WIB, IHSG berada pada level 6.699,26 atau naik 16,12 poin (0,24 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.683,14.

Sebanyak 194 saham melaju di zona hijau dan 151 saham di zona merah. Sedangkan 211 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 934,9 miliar dengan volume 1,9 miliar saham.

Baca juga: IHSG Bakal Menguat? Simak Rekomendasi Sahamnya Hari Ini

Bursa Asia mayoritas hijau dengan kenaikan Nikkei 0,7 persen, Hang Seng Hongkong 0,3 persen, dan Shanghai Komposit 0,4 persen. Sementara Strait Times melemah 0,23 persen.

Wall Street pada penutupan pagi ini merah dengan penurunan Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,66 persen, indeks S&P 500 melemah sebesar 0,82 persen, dan indeks acuan saham teknologi AS Nasdaq juga terkoreksi 1,66 persen.

Sebelumnya, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper mengungkapkan, secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low dengan volume tinggi dan indikator stochastic yang melebar setelah membentuk goldencross.

“Pola tersebit mengindikasikan potensi penguatan dan akan uji resistance all-time high, sehingga IHSG berpeluang menguat. Pergerakan masih akan didukung rilis kinerja emiten kuartal III tahun 2021. Dari global, investor akan terus memantau perkembangan terkait Inflasi AS,” kata Dennies dalam rekomendasinya.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.01 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.291 per dollar AS, atau atau turun 38 poin (0,26 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.254 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena kenaikan yield tenor 10 tahun yang kembali ke 1,57 persen setelah beberapa hari sebelumnya sempat bertahan di bawah 1,5 persen.

"Nilai tukar rupiah berpeluang melemah hari ini terhadap dollar AS dengan data inflasi AS yang masih tinggi," kata Ariston kepada Kompas.com.

Namun, sikap Bank Sentral AS yang tidak mau terburu-buru menaikan suku bunga acuannya juga berpotensi menahan pelemahan rupiah dan nilai tukar lainnya.

Ariston memproyeksikan hari ini rupiah bisa bergerak melemah pada kisaran Rp 14.300 per dollar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 14.200 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com