Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal PLTA Saguling, Penopang Jaringan Listrik saat Blackout

Kompas.com - 12/11/2021, 16:14 WIB
Reni Susanti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling menjadi penopang saat terjadi blackout. Seperti saat blackout 2019.

Saat itu, listrik di separuh Jawa padam serentak akibat gangguan pada sistem transmisi 500 kilovolt di Ungaran dan Pemalang. Hal ini membuat jaringan terganggu dan listrik di sebagian Jawa padam.

"(Waktu itu) kami komando langsung, kami kontak saguling, kami energize," ujar Direktur Utama Indonesia Power (IP), M Ahsin Sidqi di Bandung, Jumat (12/11/2021).

Baca juga: 35.000 Keramba Jaring Apung Ancam Operasional PLTA Saguling

PLTA Saguling, sambung Ahsin, kala itu bertugas memberikan tegangan listrik perdana untuk menghidupkan kembali pembangkit yang padam.

Lantas, bagaimana cara kerjanya?

Ahsin mengungkapkan alasan PLTA Saguling menjadi alat energize karena pengoperasiannya yang sederhana. Petugas cukup membuka keran pipa untuk mengalirkan air dari waduk agar bisa menggerakkan turbin dan membuat listrik menyala.

Berbeda dengan pembangkit lain yang haru membuka dulu pompa dan pemanasan.

Dikatakan Ahsin, Saguling POMU berperan penting dalam sistem kelistrikan Jawa Bali.

Berkapasitas 700,72 Mega Watt (MW), PLTA Saguling berkontribusi sebesar 2,5 persen dari sistem Jawa-Bali yang memiliki total kapasitas 27.700 MW.

Tiga fungsi utama yang diemban PLTA Saguling POMU antara lain sebagai baseload, stabiliser, serta mengurangi emisi karena menggunakan EBT (energi baru terbarukan).

Listrik ramah lingkungan dari PLTA Saguling disalurkan melalui Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) Saguling dan diinterkonesikan ke jaringan se-Jawa dan Bali melalui Saluran Utama Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kilo Volt (kV).

"Fungsinya selain sebagai tambahan untuk menyuplai listrik di Jawa Bali juga mengamankan Jawa Bali apabila terjadi gangguan listrik," bebernya.

Saat terjadi kendala listrik, Ahsin memaparkan, PLTA yang memasok kebutuhan Cibinong, Cirata dan Bandung Selatan tersebut akan dialihkan ke jaringan Jawa dan Bali.

Selain itu, PLTA Saguling POMU juga berfungsi sebagai pengatur frekuensi sistem dengan menerapkan load frequency control (LFC).

"Ketika terjadi gangguan, PLTA Saguling masih dapat dioperasikan sebagai black start sekaligus berperan menjadi pengisian tegangan untuk menopang pembangkit listrik PLTU Suralaya," ucap Ahsin.

Baca juga: Proyek PLTA Kayan Ditarget Rampung 2024, Pembebasan Lahan Dikebut

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com