NEW YORK, KOMPAS.com - Sebanyak 4,4 juta penduduk Amerika Serikat resign atau keluar dari pekerjaannya per September lalu.
Dilansir dari CNN, Sabtu (13/11/2021), banyak pekerja setempat resign dengan alasan untuk mencari gaji atau pekerjaan yang lebih baik. Hal itu menunjukkan adanya pergeseran fundamental pada pasar kerja Amerika Serikat.
"Pekerja saat ini memiliki inisiatif, dan era di mana (pemberi kerja) membayar pekerja di bawah upah yang layak telah berakhir," ujar Kepala Ekonom di RSM US Joseph Brusuelas.
"Hal ini menunjukkan kenaikan upah akan menjadi bagian penitng dalam lanskap ekonomi ke depan," jelas dia.
Baca juga: Usia Baru 37 Tahun, Adhika Bakrie Sudah Beli Rumah Mewah di Beverly Hills AS
Berdasarkan data Biro Statistik Ketenagakerjaan yang dirilis pada Jumat (12/11/2021) lalu, terdapat 10,4 juta lowongan kerja per bulan September seiring dengan berlanjutnya krisis ketenagakerjaan di Negeri Paman Sam tersebut.
Jumlah tersebut turun tipis ketimbang bulan Agustus yang jumlahnya sebanyak 10,6 juta lowongan kerja.
Pekerjaan yang mengalami peningkatan yakni di bidang layanan kesehatan dan sektor-sektor yang terkait dengan pemerintahan dan pemerintah daerah.
"(Covid-19) varian delta masih terlihat pada bulan September lalu berdasarkan laporan JOLTS," ujar Direktur Economic Research di Indeed Hiring Lab Nick Bunker.
"Kami mengetahui pada laporan ketenagakerjaan Oktober pasar tenaga kerja tidak lebih stabil (dibanding sebelumnya," ujar dia.
Perlambatan permintaan tenaga kerja terjadi di sektor industri layanan dan jasa merupakan penyebab karena terjadi penurunan topis pada pekerjaan yang tersedia pada bulan September lalu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.