Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggunaan Blockchain Selain untuk Mata Uang Kripto, Untuk Apa Saja?

Kompas.com - 13/11/2021, 20:08 WIB
Mutia Fauzia

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Blockchain adalah teknologi yang kerap kali diasosiasikan dengan mata uang kripto.

Dilansir dari Investopedia, blockchain adalah sebuah teknologi yang digunakan untuk mencatat dan menyimpan setiap transaksi yang terjadi secara digital. Misalnya saja di bitcoin, blockchain digunakan untuk melakukan pencatatan keuangan.

Saat ini, terdapat lebih dari 10.000 mata uang kripto yang sistemnya berjalan di atas blockchain.

Namun demikian, sebenarnya blockchain memiliki manfaat untuk mencatat dan menyimpan jenis data lainnya.

Baca juga: Apa Itu Blockchain? Teknologi di Balik Bitcoin dan Mata Uang Kripto

Di luar negeri misalnya, banyak perusahaan yang telah menggunakan teknologi blockchain, seperti halnya Walmart, Pfizer, AIG, Siemens, Unilever, serta beragam Perusahaan lain.

Sementara di Indonesia, pada tahun 2017 lalu, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, perbankan di dalam negeri sudah mulai bersiap menerapkan teknologi blockchain. Sebab menurutnya, blockchain bisa membuat operasional perseroan dalam melayani nasabah bisa lebih efektif.

Jadi selain di mata uang kripto, penggunaan blockchain bisa diimplementasikan di industri apa saja?

Perbankan dan Keuangan

Bisa jadi, tidak ada industri yang mendapatkan keuntungan lebih besar bila terhubung dengan blockchain dalam operasional bisnis mereka selain perbankan.

Institusi keuangan biasanya hanya beroperasi selama jam-jam kerja saja, dan selama lima hari dalam sepekan.

Pasalnya lewat teknologi blockchain, konsumen bisa memproses transaksi keuangan mereka paling lama 10 menit. Waktu tersebutlah yang biasanya dibutuhkan untuk menambah sebuah 'block' pada blockchain. Selain itu, setiap transaksi dengan nilai berapapun, bisa dilakukan selama akhir pekan atau waktu libur lainnya.

Selain itu, melalui blockchain, bank juga bisa melakukan pertukaran dana antar istitusi dengan lebih cepat. Misalnya saja dalam bisnis perdagangan saham, proses penyelesaian dan kliring bisa memakan waktu hingga tiga hari (atau lebih lama, jika diperdagangkan secara internasional), artinya uang dan saham dibekukan untuk jangka waktu tersebut.

Layanan Kesehatan

Penyelenggara layanan kesehatan bisa memanfaatkan blockchain untuk menyimpan catatan medis pasien mereka secara aman.

Ketika sebuah catatan medis dibuat, catatan tersebut bisa disimpan dalam blockchain. Dengan demikian, maka hal itu bisa menjadi bukti dan memberi keyakinan kepada pasien bahwa catatan medisnya tak bisa diubah.

Catatan medis yang sifatnya sangat pribadi tersebut bisa dibuat kode dan disimpan di blockchain dengan password pribadi, sehingga hanya bisa diakses oleh individu tertentu untuk memastikan keamanan pribadi.

Baca juga: Daftar Negara yang Legalkan dan Larang Mata Uang Kripto

Rantai Pasok

Salah satu perusahaan yang telah memanfaatkan blockchain untuk mencatat rantai pasok yakni IBM Food Trust. Pemasok dapat memanfaatkan blockchain untuk mencatat sumber asli dari sebuah material yang mereka beli.

Dengan demikian, perusahaan bisa melakukan verifikasi atas keaslian dari produk yang mereka bali. Forbes pun sebelumnya sempat menyebutkan, industri pangan telah meningkatkan adopsi blockchain untuk melacak jalur dan keamanan makanan sepanjang perjalanan dari petani hingga konsumen.

Pemungutan Suara

Blockchain juga bisa dimanfaatkan untuk proses pemungutan suara yang lebih modern. Lewat blockchain, proses pemungutan suara dapat mengeliminasi beragam risiko kecurangan.
Hal ini sebelumnya sempat diterapkan pada proses pemungutan suara di Virginia Barat, Amerika Serikat, pada November 2018.

Dengan memanfaatkan blockchain, maka sistem pemungutan suara menjadi tidak mungkin untuk diutak-atik.

Protokol blockchain juga akan menjaga transparansi dari proses pemungutan suara, mengurangi kebutuhan tenaga di lapangan untuk penyelenggaraan pemungutan, selain itu hasilnya juga cenderung instan.

Sehingga, blockchain bisa mengurangi kebutuhan untuk melakukan perhitungan ulang atau risiko kecurangan yang terkadang terjadi dalam proses pemungutan suara.

Baca juga: Ada Fatwa Haram, Bagaimana Sejarah Mata Uang Kripto?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com