Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Arti Penting dari Pertahanan Udara

Kompas.com - 14/11/2021, 10:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Walaupun Jerman melakukan penyerangan dengan memanfaatkan pangkalan udara di Perancis yang telah ditaklukkan sebelumnya, ternyata Angkatan Udara Jerman Luftwaffe tetap saja gagal menaklukkan RAF (Royal Air Force) Angkatan Udara Kerajaan Inggris.

Belakangan diketahui kemenangan RAF adalah karena Inggris ketika itu telah memiliki radar pertahanan udara yang sangat menentukan kemenangan pertempuran tersebut di tahun 1940.

Berikutnya, penyerangan Divisi Udara Angkatan Laut Kerajaan Jepang yang meluluh lantakkan Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbor Honolulu, Hawai.

Baca juga: Mengintip Pergerakan Harga Emas Antam Selama Sepekan Ini

Serbuan mendadak armada udara Jepang tercatat dalam sejarah sebagai The Origin of American Military Failure.

Serbuan yang sama sekali tidak pernah diduga oleh Amerika Serikat karena tidak ada pernyataan perang dan hubungan diplomatik antara Jepang dan Amerika Serikat masih terselenggara dalam format yang normal.

Serbuan mendadak Jepang di pagi hari tanggal 7 Desember 1941 seakan membangunkan “macan tidur”, karena setelah itu Amerika meningkatkan kekuatan perang besar besaran untuk “membalas dendam”.

Demikianlah , maka pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, armada udara Angkatan Darat Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Senjata nuklir ini memakan korban tidak kurang dari 335.000 orang yang sebagian besar adalah warga sipil.

Baca juga: Ini Kesiapan AirNav Guna Pendaratan Pesawat Logistik di Lombok Untuk Event WSBK

Pesawat Bomber B-29 Superfortress yang menjatuhkan senjata pemusnah masal tersebut serta merta menyelesaikan dan menghentikan jalannya perang dunia kedua. Jepang menyerah 6 hari setelah pemboman di tanggal 15 Agustus 1945.

Momentum ini tercatat juga sebagai peluang emas bagi Indonesia untuk Merdeka pasca pendudukan Jepang di Indonesia.

Pada tanggal 11 September 2001 yang selanjutnya dikenal sebagai tragedi 9/11, kelompok teroris Al Qaeda berhasil dengan sukses meruntuhkan Twin Tower di New York City, Land Mark kebanggaan Amerika Serikat.

Di pagi hari itu, empat pesawat terbang sipil komersial berhasil dibajak untuk melaksanakan misi menyerang target yang sudah direncanakan. 

Dua Pesawat berhasil meruntuhkan Twin Tower, satu pesawat yang mengarah ke Washington DC gagal mencapai sasaran dan satu pesawat lainnya berhasil menabrak Gedung Pentagon.

Baca juga: Kereta Cepat Dijuluki Proyek Nanggung, Ini Kata KCIC dan Ridwan Kamil

Tragedi 9/11 banyak disebut sebagai the second pearl harbor, karena unsur surprise-nya yang sama sekali gagal diantisipasi oleh aparat keamanan nasional Amerika Serikat.

9/11 telah memaksa pemerintah Amerika Serikat membentuk badan keamanan nasional baru yang diberi nama Departement of Homeland Security.

Berikutnya dibentuk pula Transportation Security Administration yang dikenal sebagai TSA untuk melengkapinya. Selanjutnya untuk meningkatkan kewaspadaan nasional AS memadukan penglolaan lalulintas udara sipil militer dalam wadah Civil Military Air Traffic Flow Management System.

Itulah empat peristiwa yang telah menjadi catatan penting dan sangat bersejarah berkait dengan tata kelola pertahanan udara nasional.

Baca juga: Pertamina Evakuasi 80 Warga Sekitar Tangki Kilang Cilacap yang Terbakar

Pengelolaan sistem pertahanan udara sangat menentukan dalam hal manajemen sistem keamanan nasional dalam arti luas. Kemajuan teknologi dirgantara telah menempatkan pertahanan udara sebagai unsur utama dalam sistem keamanan nasional sebuah negara.

Jakarta , Sabtu 13 November 2021
Chappy Hakim - Pusat Studi Air Power Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com