Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ironi Harga Tes PCR: Dulu Bayar Rp 2,5 Juta, Kini Cuma Rp 275 Ribu

Kompas.com - Diperbarui 15/11/2021, 06:06 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Bicara harga tes usap polymerase chain reaction atau PCR di Indonesia seolah selalu bermuara jadi polemik. Harga tes PCR sendiri sudah turun jauh dibandingkan di awal pandemi Covid-19 merebak. 

Sebagai catatan, saat awal merebaknya kasus Covid di Indonesia pada permulaan tahun 2020, harga tes PCR sempat dipatok di atas Rp 2 juta untuk sekali tes. Bahkan ada beberapa rumah sakit dan lab kesehatan yang mematok biaya tes PCR sebesar Rp 2,5 juta. 

"Ada RS yang mematok harga tes PCR swab sampai di atas Rp 2,5 juta, padahal harga rutin atau harga yang bisa kita lihat sebenarnya tidak akan lebih dari Rp 500.000 per pemeriksaan spesimen," kata Doni Monardo dikutip dari pemberitaan Kompas.com pada 3 September 2020. 

Doni Modardo saat itu menjabat sebagai Kepala BNPB sekaligus sebagai Ketua Sagas Penanganan Covid-19. Posisi Doni Modardo saat ini sudah digantikan oleh Ganip Warsito, yang juga berasal dari pati TNI. 

Baca juga: PT GSI Milik Luhut Punya Lab Modern dan Kapasitas Besar untuk Tes PCR

Harga tes PCR sempat Rp 3,5 juta

Bahkan menurut Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basir, pada awal masa pandemi Covid-19, sempat ada sejumlah pihak yang membanderol harga tes PCR sebesar Rp 3,5 juta.

"Kita ingat di awal-awal pandemi harga sangat bervariasi, karena memang tidak di tetapkan oleh pemerintah. Ada yang Rp 3,5 juta atau Rp 2,5 juta," ucap Honesti Basyir dikutip dari Tribunnews pada 9 September 2021. 

"Karena kebanyakan dari lab membundling bisnis ini. Contohnya, tidak hanya murni test PCR, tapi juga ada foto thorax. Tapi kemudian pemerintah mengambil alih ini dan menetapkan harganya," sambungnya.

Selain dua alasan yang disebutkan di atas, lanjut Honesti, yang memengaruhi harga tinggi adalah komponen pemeriksaan yang masih impor.

Baca juga: Pendiri PT GSI Blak-blakan Awal Mula Bisnis PCR dan Keterlibatan Luhut

Namun seiring berjalannya waktu, tarif RT-PCR kian menurun setelah Pemerintah mengambil alih dan menentukan tarif batas atas.

Dua produk PCR perseroan yakni BioCoV-19 dan mBioCoV-19, telah beberapa kali turun harga sejak 2020 hingga 2021. Bahkan, Bio Farma sempat menjual alat tes PCR Rp 325 ribu, dan kini sudah turun di Rp 90 ribu.

Bos Bio Farma ini pun optimistis biaya tes RT PCR menjadi semakin murah, sejalan dengan semakin meningkatnya suplai pasokan bahan baku dari dalam negeri.

"Kami berkeyakinan, dengan banyaknya supply dalam negeri mungkin harganya bisa turun ke level tertentu dan adanya kolaborasi antara pemilik mesin dan reagen bisa menekan harga ke level tertentu," ujar dia.

Baca juga: Klaim Luhut, PT GSI Didirikan demi Ladang Amal PCR, Bukan Cari Untung

Biaya tes PCR turun jadi Rp 900.000

Di awal tahun 2021, harga tes PCR di Indonesia mulai mengalami penurunan. Kala itu, tarif tes PCR dipatok seharga kisaran Rp 900.000. 

Meski harga tes PCR turun, polemiknya di Tanah Air juga justru semakin ramai. Ini setelah pemerintah pusat mewajibkan hasil negatif Covid-19 dari tes PCR untuk syarat naik pesawat udara. 

Aturan ini banyak menuai kritik karena biaya tes PCR atau harga tes PCR yang dinilai cukup mahal. Bahkan lebih mahal dari tiket pesawat itu sendiri. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com