Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusuri Pembangkit EBT Modern PLTA Rajamandala

Kompas.com - 15/11/2021, 14:40 WIB
Reni Susanti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Terletak di Desa Cihea, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, gedung berwarna abu ini terlihat kecil. Di depan gedung terpampang tulisan "PLTA RAJAMANDALA 1X47 MW".

Tak jauh dari gedung, terlihat aliran sungai mengalir deras. Meski tampak kecil, gedung ini mampu memproduksi listrik mencapai 496 Megawatt hour (MWh) per hari dan 181 Giga Watt hour (GWh) per tahun.

Direktur Utama Indonesia Power, M Ahsin Sidqi mengatakan, PLTA Rajamandala merupakan pembangkit dengan teknologi modern hasil kerja sama IP dengan Kansai Electric Power Company dari Jepang.

Baca juga: Proyek PLTA Kayan Ditarget Rampung 2024, Pembebasan Lahan Dikebut

Kepemilikan saham terbesar ada di IP sebesar 51 persen dan Kansai Electric Power Company yang menjadi PT Rajamandala Electric Power sebesar 49 persen.

"PLTA ini wujud untuk mencapai target Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sebesar 23 persen EBT pada 2025," ujar Ahsin di Bandung, Jumat (12/11/2021).

Ahsin menjelaskan, PLTA Rajamandala merupakan pembangkit modern. PLTA Rajamandala memanfaatkan aliran sungai Citarum yang merupakan keluaran dari PLTA Saguling dengan menggunakan turbin Vertical Kaplan.

PLTA ini tidak memerlukan pembangunan waduk atau bisa disebut dengan kategori PLTA run-of-river.

Listrik dari pembangkit yang menyerap investasi sebesar 150 juta dollar AS ini dihasilkan dengan memanfaatkan debit air 168 meter kubik dan ketinggian jatuh air (gross head) 34 meter.

Karena itu, dalam pengoperasiannya, PLTA Rajamandala menerapkan teknologi terbaru pada konstruksi pipa pesat, spiral case, dan labirin waterway dengan menggunakan bahan beton bertulang serta teknologi yang efisiensi pada sisi turbin kaplan.

Ahsin menambahkan, listrik yang dihasilkan dari PLTA Rajamandala memperkuat sistem interkoneksi kelistrikan Jawa-Bali. Listrik tersebut dipasok melalui jaringan transmisi bertegangan 150 kilo Volt (kV) Cianjur-Cigereleng.

Baca juga: Kencana Energi Cari Investor untuk Bangun 3 PLTA di Indonesia

Selain itu, pasokan listrik dari PLTA yang menempati lahan sekitar 40 hektare tersebut juga menjadi backup sistem kelistrikan di wilayah Jawa Barat.

Sementara itu, Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini menyampaikan, kehadiran PLTA Rajamandala bukan sekadar pembuktian komitmen Indonesia dalam mewujudkan dunia yang lebih ramah lingkungan.

PLTA ini menjadi bukti bahwa pembangkit EBT berbasis air sebagai energi bersih, juga memenuhi pilar-pilar Sustainable Development Goals (SDGs), salah satunya yaitu pilar pembangunan lingkungan.

"Terlebih potensi PLTA di Indonesia masih sangat besar. Potensi ini bisa menjadi peluang kerja sama semua pihak untuk bisa mempercepat net zero carbon pada 2060 mendatang," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com