Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Targetkan Porsi Energi Terbarukan Jadi 17 Persen di 2030

Kompas.com - 15/11/2021, 20:04 WIB
Yohana Artha Uly,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) menargetkan portofolio energi hijau atau energi baru terbarukan (renewable energy) bisa mencapai 17 persen dari keseluruhan bisnis perseroan pada 2030 mendatang.

SVP Strategy and Investment Pertamina Daniel S Purba mengatakan, saat ini portofolio bisnis renewable energy Pertamina masih sangat rendah yakni hanya sekitar 1 persen.

Oleh sebab itu, dalam penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) ditargetkan dalam 10 tahun ke depan bisa meningkat ke 17 persen.

Baca juga: Soal Kebakaran Tangki Kilang Cilacap, Komisaris Pertamina Minta Keterangan Direksi

"Jadi, 17 kali lipat lebih besar dari yang sekarang dalam tempo 10 tahun ke depan. Ini adalah bagaimana kita merespons energi transisi, sebab ini bagian dari kami memastikan sustainability (keberlanjutan) perusahaan ini," kata Daniel dalam acara Kompas100 CEO Forum, Senin (15/11/2021).

Menurut Daniel, Pertamina memandang keberlanjutan menjadi isu krusial dan penting yang terus mendapat perhatian dari waktu ke waktu.

Sebab, bagi dunia usaha keberlanjutan bukan hanya menciptakan proses bisnis yang memastikan keberlanjutan lingkungan alam maupun sosial, tetapi juga merupakan bagian dari memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan itu sendiri.

Ia menjelaskan, bagi institusi usaha migas seperti Pertamina, yang memang padat modal dan mengandung risiko tinggi, menjalankan prinsip-prinsip sustainability berarti memberikan kepastian usaha bagi perusahaan itu sendiri.

Baca juga: Energi Terbarukan dan Target Indonesia

Hal itu mengingat investasi di sektor migas bersifat jangka panjang, bukan jangka pendek.

“Untuk upstream seperti produksi minyak, misalnya kita melakukan pengeboran hari ini, tetapi produksinya baru bisa dilakukan dalam 5 tahun ke depan, atau untuk gas, kita eksplorasi hari ini, tapi 10 tahun lagi baru bisa kita jual," jelas Daniel.

"Jadi spektrumnya bisa sangat panjang sifatnya. Itu sebabnya isu-isu sustainbility bagi perusahaan seperti Pertamina ini menjadi isu yang superkritikal bagi perusahaan, apalagi di mata investor,” lanjut dia.

Ia mengungkapkan, di Pertamina, perhatian terhadap keberlanjutan tersebut tertuang dalam perilaku dan keputusan bisnis sehari-hari.

Hal itu ditunjukkan selain dengan target transisi dari energi fosil ke energi terbarukan, Pertamina juga menggaet lembaga luar dengan reputasi internasional dalam mengevaluasi dan mengukur pelaksanaan prinsip-prinsip keberlanjutan di lingkungan perseroan.

Baca juga: Harga Komoditas Energi Berpotensi Kembali Menguat pada 2022, Ini Sentimennya

"Transisi energi ini sudah global movement, enggak bisa dihindari. Timing-nya setiap negara beda-beda, tapi ini keniscayaan untuk beralih dari fosil ke non-fosil," pungkas Daniel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com