JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut adanya sinyal peningkatan kasus di Jawa-Bali dalam sepekan terakhir ini.
Hal ini berbeda dengan pandangan yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto.
Berbeda dengan Luhut, Airlangga justru mengungkap adanya tren penurunan kasus konfirmasi harian dan jumlah kasus aktif yang terus terjadi secara konsisten baik di wilayah Jawa-Bali maupun luar Jawa-Bali.
Baca juga: PPKM Level 3 Berlaku di 41 Daerah Jawa-Bali, Kafe dan Warteg Wajib Ikut Aturan Ini
Luhut sendiri menyampaikan sinyal adanya peningkatan kasus Covid-19 di Jawa-Bali yang ditunjukkan dari peningkatan angka reproduksi efektif (Rt).
Menurut Luhut, hal ini juga dapat terlihat dari beberapa kabupaten/kota di Jawa-Bali yang mulai mengalami peningkatan kasus dan perawatan mingguan.
Ia menyebut, terdapat 29 persen kabupaten/kota di Jawa-Bali yang mengalami peningkatan kasus dibandingkan minggu lalu. Selain itu, 34 persen kabupaten/kota mengalami peningkatan orang yang dirawat dibandingkan minggu lalu.
“Kehati-hatian harus dilakukan terutama untuk menghadapi Nataru (Natal dan Tahun Baru),” ujar Luhut dalam keterangan tertulis yang dikutip Kompas.com pada Selasa (16/11/2021).
“Saat ini indikator Google Mobility yang memantau pergerakan masyarakat di Jawa Bali menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan di atas periode Nataru tahun lalu dan mendekati posisi Periode Idul Fitri pada Mei-Juni 2021,” sambung Luhut.
Baca juga: PPKM Diperpanjang, 41 Daerah di Jawa-Bali Masih Berstatus Level 3
Lebih lanjut, Luhut juga meminta agar seluruh masyaralat tetap berhati-hati mengingat masih terdapat 47 persen kabupaten/kota di Jawa-Bali yang suntikan dosis pertama vaksinasi untuk lansianya masih di bawah 50 persen.
Selain itu, terdapat 75 persen kabupaten/kota di Jawa Bali yang suntikan vaksinasi dosis keduanya masih di bawah 50 persen. Kemudian, masih ada 16 kabupaten/kota di Jawa-Bali yang cakupan vaksinasi umum dan lansia dosis 1 yang masih di bawah 50 persen.
Luhut juga menjelaskan hingga saat ini pemerintah juga terus menemukan kondisi di lapangan yang menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat yang patuh akan protokol kesehatan semakin berkurang dari hari ke harinya.
Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan dalam menghadapi potensi kenaikan mobilitas dan kasus konfirmasi Covid-19 di masa Nataru nanti.
“Oleh sebab itu, dalam menyambut Nataru yang akan datang sebentar lagi, pemerintah akan berkoordinasi untuk mengetatkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi dan Protokol Kesehatan utamanya di tempat kerumunan,” urainya.
“Selain itu Pemerintah akan terus menggenjot percepatan vaksinasi terutama vaksinasi lansia di wilayah yang tingkat vaksinasi umum dan lansianya masih di bawah 50 persen,” sambungnya.
Baca juga: Luhut: Kasus Positif Covid-19 pada Sepekan Terakhir di Jawa-Bali Mulai Naik
Sementara itu, Airlangga Hartarto menyampaikan data lain dalam keterangan pers, Senin (15/11/2021) sore, di Kantor Presiden, Jakarta, usai mengikuti Rapat Terbatas (Ratas).