JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merasa waswas kasus Covid-19 kembali meningkat pada akhir tahun, tepat saat perayaan Natal dan tahun baru.
Sebab, peningkatan kasus Covid-19 berdampak pada kinerja perekonomian dan daya beli masyarakat.
Tingginya kasus membuat warga perlu berdiam di rumah dan tidak bisa bekerja normal karena adanya pembatasan mobilitas.
Baca juga: Minta Aset Negara Diasuransikan, Sri Mulyani: Ada Mafia Tanah...
"Mendekati tahun baru dan liburan Natal kita harus ekstra hati-hati karena kita lihat sekali bahwa setiap terjadi kenaikan dari kasus, ini menimbulkan setback dari sisi masyarakat dan perekonomian RI dan dari kesejahteraan mereka," kata Sri Mulyani dalam CEO Networking 2021, Selasa (16/11/2021).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengimbau agar seluruh pihak tidak terlena dengan penurunan kasus Covid-19 yang terjadi di seluruh Indonesia.
Kasus hari ini berbanding terbalik dengan 3 bulan lalu pada awal Juli–Agustus 2021.
Saat itu, kasus aktif mencapai 56.000 kasus harian, dan menimbulkan tingkat kematian hingga 2.000 orang per hari.
Secara keseluruhan, ada sekitar 4,2 juta orang Indonesia yang terkena Covid-19, dengan total kesembuhan mencapai 4,09 juta.
Baca juga: RI Jadi Presidensi G20, Sri Mulyani: 3.000 Lapangan Pekerjaan Baru Akan Terbuka
Pandemi telah memakan korban sekitar 143.000 warga dan 2.037 tenaga kesehatan.
"Poin saya mengatakan hari ini kita baik namun tidak berarti kita terlena," tutur Sri Mulyani.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.