Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Waswas Ada Potensi Peningkatan Covid-19 di Akhir Tahun

Kompas.com - 16/11/2021, 14:18 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merasa waswas kasus Covid-19 kembali meningkat pada akhir tahun, tepat saat perayaan Natal dan tahun baru.

Sebab, peningkatan kasus Covid-19 berdampak pada kinerja perekonomian dan daya beli masyarakat.

Tingginya kasus membuat warga perlu berdiam di rumah dan tidak bisa bekerja normal karena adanya pembatasan mobilitas.

Baca juga: Minta Aset Negara Diasuransikan, Sri Mulyani: Ada Mafia Tanah...

"Mendekati tahun baru dan liburan Natal kita harus ekstra hati-hati karena kita lihat sekali bahwa setiap terjadi kenaikan dari kasus, ini menimbulkan setback dari sisi masyarakat dan perekonomian RI dan dari kesejahteraan mereka," kata Sri Mulyani dalam CEO Networking 2021, Selasa (16/11/2021).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengimbau agar seluruh pihak tidak terlena dengan penurunan kasus Covid-19 yang terjadi di seluruh Indonesia.

Kasus hari ini berbanding terbalik dengan 3 bulan lalu pada awal Juli–Agustus 2021.

Saat itu, kasus aktif mencapai 56.000 kasus harian, dan menimbulkan tingkat kematian hingga 2.000 orang per hari.

Secara keseluruhan, ada sekitar 4,2 juta orang Indonesia yang terkena Covid-19, dengan total kesembuhan mencapai 4,09 juta.

Baca juga: RI Jadi Presidensi G20, Sri Mulyani: 3.000 Lapangan Pekerjaan Baru Akan Terbuka

Pandemi telah memakan korban sekitar 143.000 warga dan 2.037 tenaga kesehatan.

"Poin saya mengatakan hari ini kita baik namun tidak berarti kita terlena," tutur Sri Mulyani.

Kekhawatiran bendahara negara ini makin menjadi lantaran beberapa negara masih berjuang menghadapi mutasi baru pandemi Covid-19, tetapi negara tersebut mulai membuka perbatasan untuk berkunjung ke negara lain.

Kasus diperparah karena negara empat musim memasuki musim dingin. Biasanya, kata Sri Mulyani, pandemi Covid-19 akan lebih ganas memasuki musim dingin.

"Apalagi masyarakat dunia sekarang sudah mulai terbang ke mana-mana, mengunjungi antarnegara. Dan ini artinya terjadinya kemungkinan komplikasi dan penularan masih harus kita waspadai," beber dia.

Baca juga: DPR Kritik Sri Mulyani yang Ingin Gunakan Dana Cadangan PEN untuk Suntik BUMN

Lebih lanjut, dia menjelaskan, tingginya kasus di beberapa negara seperti Inggris, Rusia, Italia, Spanyol, Perancis, dan AS, turut berdampak pada negara lain secara global.

Negara-negara maju seperti AS memiliki kontribusi besar dalam perekonomian dunia. AS sendiri menjadi mitra dagang kedua Indonesia.

Ani bilang, memuncaknya penularan dapat menimbulkan ketidakpastian terhadap ekonomi global sehingga akselerasi vaksinasi masih harus dilakukan.

"Dengan pandangan mengenai kondisi Covid-19, Pak Presiden (Jokowi) melihat bagaimana perkembangan Covid-19 termasuk akselerasi vaksinasi yang kita lakukan. Saat ini kita akselerasi agar bisa mencapai dari populasi Indonesia," pungkas Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com