Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsep Pelabuhan Utama dan Pengumpan Jadi Strategi Optimalkan Tol Laut

Kompas.com - 17/11/2021, 09:27 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memiliki konsep hub atau pelabuhan utama dan spoke atau pelabuhan pengumpan, sebagai salah satu upaya untuk menunjang program tol laut.

Lewat konsep itu diharapkan distribusi barang dan pengembangan ekonomi di wilayah terdepan, terpencil, tertinggal, dan perbatasan (3TP), dapat lebih optimal.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan, konsep hub dan spoke adalah sebuah pola jaringan yang memanfaatkan pelabuhan-pelabuhan pengumpul.

"Konsep hub and spoke tersebut, membuat adanya sebuah jaringan pelabuhan yang mampu menjadi alternatif dalam bidang logistik kelautan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (17/11/2021).

Pada konsep hub dan spoke, pelabuhan utama meminta muatan dan pengiriman sementara ke pelabuhan lain, yang berperan sebagai pengumpan.

Baca juga: Intip Gaji Polisi Pangkat Bintara, dari Bripda hingga Aiptu

Desain ini menggunakan kapal besar untuk distribusi muatan antar-Hub atau yang disebut main line. Sedangkan kapal berukuran lebih kecil, digunakan untuk mendistribusikan barang dari hub ke spoke, atau sebaliknya.

"Ini sangat bermanfaat untuk pengangkutan barang ke daerah yang sulit dijangkau, dan tidak dilayani kapal besar. Sehingga, rute tersebut menjadi rute terbaik dan juga menghasilkan biaya yang paling efisien," jelas Budi Karya.

Menurutnya, konsep hub dan spoke dapat menekan sejumlah biaya seperti biaya operasional kapal, biaya pengiriman dengan mempertimbangkan muatan yang dibawa kapal, harga bahan bakar, dan biaya kontainer.

Di samping itu, hal yang juga penting adalah perlu adanya pemanfaatan sistem informasi berbasis jaringan dalam pengiriman barang angkutan tol laut, agar lebih mudah dikontrol.

Ia bilang, tol laut menjadi penting dalam pendistribusian barang karena mayoritas wilayah Indonesia memang berupa perairan. Oleh sebab itu, berbagai upaya dilakukan untuk bisa mengoptimalkan pemanfaatannya.

Baca juga: Dalam 100 Hari, Pertamina Sudah Mengebor 90 Sumur Minyak di Blok Rokan

Hingga saat ini, sudah terdapat 32 rute trayek tol laut dari awalnya hanya 13 trayek. Program ini telah mengoperasikan 32 kapal dan menyinggahi 114 pelabuhan dengan muatan yang diangkut mencapai lebih dari 250.000 ton.

Pada 2020, angka perbandingan PDB antara Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Kawasan Barat Indonesia (KBI) yaitu 18,6 persen berbanding 81,4 persen. Hal ini menunjukkan ekonomi yang masih timpang.

Di sisi lain, disparitas harga barang sangat signifikan. Hal ini disebabkan karena produk kebutuhan bahan pokok dan bahan penting yang dikonsumsi di KTI, sebagian besar diproduksi di KBI.

"Oleh karena itu, transportasi laut menjadi moda yang memegang peranan penting dalam pengembangan dan pertumbuhan ekonomi," pungkas Budi Karya.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com